Membangun Rumah di Area Pegunungan, Apa Saja Tantangannya?

desain_rumah_digunung_1

Memilih lahan dan membangun rumah di pegunungan / perbukitan, masalah yang mungkin terjadi, dan solusinya.

Ada beragam alasan seseorang memilih untuk tinggal di kawasan pegunungan, mulai dari keinginan untuk mendapatkan udara yang segar, ingin hidup tenang dan menepi dari keramaian kota, atau sekedar ingin mendapatkan lahan yang murah, karena memang lahan di area pegunungan jauh lebih murah dibandingkan lahan di area datar. Apapun alasan Anda, yang pasti membangun rumah di area pegunungan, di mana kondisi tanah yang miring, keras, berbatu, dan rentan akan longsor tentu bukanlah hal yang mudah.

Terlebih jika kita menempati lahan dengan kemiringan yang ekstrim. Ingin proses membangun rumah menjadi lebih lancar? Perhatikan beberapa pertimbangan dalam membangun rumah di pegunungan atau perbukitan berikut ini.

Pilih lokasi yang memungkinkan untuk dibangun sebuah rumah

Ketika memutuskan untuk tinggal di kawasan pegunungan, pastikan agar lahan yang akan kita tempati cukup aman ditempati, jauh dari tebing yang curam dan dekat dengan sumber air. Selain itu, akan lebih baik jika posisi lahan tidak dikelilingi tebing yang mengakibatkan cahaya matahari menjadi terhalangi.

Usahakan lokasinya dekat dengan lokasi rumah – rumah lain

Area pegunungan biasanya masih ditumbuhi pohon – pohon berukuran besar dan semak – semak yang cukup rapat. Bayangkan jika hanya rumah kita yang berada di kawasan pegunungan tersebut, tentunya rasa khawatir dan was – was bisa menghantui kita, terutama ancaman bahaya binatang liar. Maka, pastikan bahwa Anda memilih lahan di mana di sekelilingnya terdapat rumah – rumah lain, meski lokasinya tidak berdekatan.

Pastikan ada akses yang memadai untuk menuju area tersebut

Akses berupa jalan yang layak penting untuk dipertimbangkan dalam memilih lahan pegunungan. Sebab, kemudahan akses nantinya akan membantu kita dalam mengangkut material dan bahan – bahan yang dibutuhkan untuk membangun rumah. Semakin sulit area tersebut dijangkau, tentu biaya pengiriman material akan mahal dan mungkin memakan waktu yang lebih lama dalam hal pengangkutan. Akses juga meliputi ketersediaan pasokan listrik, karena beberapa kawasan pegunungan di Indonesia masih belum terjangkau pasokan listrik dikarenakan lokasinya yang sangat ekstrim dan terpencil.

Pertimbangkan arah yang tepat sebelum mulai membangun

Jika sudah menemukan lokasi yang tepat, kini saatnya menentukan apakah nantinya rumah akan menghadap ke arah utara, selatan, timur, maupun barat. Pertimbangan ini akan mempengaruhi Anda dalam membangun konstruksinya, karena arah rumah akan menentukan potensi besar kecilnya angin, paparan sinar matahari, tekanan, hingga suhu udara. Hal ini juga berpengaruh dalam proses pembuatan dan pemasangan pintu dan jendela.

Cek kemiringan dan kestabilan tanah

Seberapa besar kemiringan tanah turut menentukan kestabilan tanah. Terlebih jika kondisi tanah tandus dan di bagian bawah terdapat area rumah – rumah lain. Dengan demikian, struktur tanah ini akan menjadi tidak kuat dan memperbesar kemungkinan terjadinya longsor. Jika memungkinkan, pilih lokasi dengan kondisi tanah yang cukup keras, namun tidak berbatu / karst. Tanah yang berbatu dan terlalu keras juga tidak baik, karena akan membuat kita sulit dalam meratakannya untuk membangun pondasi.

desain_rumah_digunung_2

Desain Rumah Dikawasan Pegunungan

Memilih material untuk membangun rumah di perbukitan

Jenis material yang dipilih perlu menyesuaikan struktur tanah dan lokasi rumah. Memilih jenis material yang cocok membuat bangunan rumah Anda awet, kokoh, dan bisa menghalau intensitas hujan atau angin. Khusus bagi Anda yang memilih lahan di tengah – tengah hutan yang cukup lebat, ada baiknya membangun rumah dengan material yang tahan api, mengingat di musim kemarau, hutan bisa mudah terbakar.

Material kayu merupakan material yang paling banyak dipilih karena material ini bisa menyatu dengan alam.Β  Bahan lain yang bisa Anda gunakan misalnya fiber-cement untuk sidingnya (biasa disebut Hardie board siding), batuan alam, genteng dari metal, atau ICFs [insulated concrete forms]. Bisa juga Anda menambahkan panel surya di atas atap untuk memperoleh dan menyimpan energi dari matahari. Hindari penggunaan material plastik, vinyl, dan material pabrikan lainnya. Juga, untuk lantainya, sebaiknya gunakan lantai kayu tanpa perlu diberi karpet.

Membangun dinding penahan (retaining wall)

Jika rumah berada di lahan yang lokasinya dekat dengan tebing, ada baiknya melindungi rumah dengan retaining wall (dinding penahan), untuk mengurangi resiko jika sewaktu – waktu terjadi longsor. Dinding penahan ini akan sedikit menghambat tanah yang longsor sebelum mengenai bangunan rumah Anda.

Beri jaring – jaring di area yang terbuka

Karena berada di pegunungan, potensi hewan liar masuk ke dalam rumah menjadi begitu besar. Hewan – hewan liar seperti kumbang, ulat, katak, burung, hingga ular bisa memasuki rumah. Maka, di setiap jendela dan ventilasi, ada baiknya kita memasang jaring – jaring / kisi – kisi yang bisa menghalau hewan – hewan tersebut untuk masuk ke dalam rumah.

Sediakan heater atau alat pemanas ruangan

Pegunungan biasanya menawarkan iklim yang lebih sejuk dan suhu yang jauh lebih dingin. Bagi Anda yang terbiasa tinggal di perkotaan, tentu tidak akan terbiasa dengan kondisi suhu yang dingin, terlebih di malam hari. Selain dingin, kondisi di pegunungan biasanya berkabut. Untuk itu, sediakan heater atau alat pemanas ruangan. Anda bisa menggunakan pemanas ruangan manual, yakni dengan membuat tungku perapian dan menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakarnya, atau menggunakan heater / alat pemanas ruangan elektronik.

Image Courtessy: Indigo Architects

Selamat mencoba πŸ™‚

..

architectaria.com |Β Arsitek, Desain Interior, General Contractor

(Jika anda menganggap artikel ini bermanfaat, jika anda menikmati membaca artikel-artikel di web ini, anda dapat berlanggangan untuk membaca artikel ini melalui email. Silahkan klik DISINI jika anda ingin berlangganan membaca artikel dari architectaria.com melalui email).

Related Posts

No Comments Yet.

Leave a Comment