Untuk Meja Makan, Sebaiknya Menggunakan Kayu Keras atau Kayu Lunak?

meja_makan_1

Perbedaan, karakteristik, dan kelebihan serta kekurangan kayu keras (hardwood) atau kayu lunak (softwood) sebagai  material pembuat furnitur dan bagaimana mengkombinasikannya untuk memberikan tampilan ruangan yang atraktif.

Meja makan (dining table) memiliki peran yang sangat signifikan dalam sebuah keluarga. Di meja makan, seluruh anggota keluarga bisa bertemu dan berkumpul untuk makan bersama, baik di hari – hari biasa maupun pada saat perayaan tertentu seperti hari besar keagamaan, tahun baru, ulang tahun, dsb. Meja makan tak hanya berfungsi untuk menyajikan makanan, melainkan sebagai tempat bercengkerama dan bahkan sesekali difungsikan sebagai area bermain dan mengerjakan tugas.

Meja makan paling sering ditemui dalam material kayu, baik hardwood atau softwood. Namun, menentukan apakah material hardwood atau softwood untuk meja makan bukanlah perkara sepele. Untuk itu, simak perbedaan, karakteristik, dan kelebihan serta kekurangan hardwood atau softwood untuk furnitur khususnya meja makan.

Hardwood

Pohon – pohon yang menghasilkan hardwood memiliki dinding sel yang tebal sehingga karakter kayu ini begitu kuat dan padat. Spesies ini juga memiliki fitur pembuluh yang menyalurkan air dan mineral ke seluruh bagian pohon. Beberapa jenis kayu yang diklasifikan sebagai hardwood contohnya mahoni, oak, magnolia, cherry, hickory, dogwood, birch, maple, walnut and kayu jati.

Softwood

Istilah “softwood” merujuk pada jenis kayu yang berasal dari conifer trees atau pohon jarum. Ketiadaan dinding seluler yang tebal membuat teksturnya tidak sekuat dan sepadat kayu dari spesies hardwood. Konifer berkembang biak dengan cones atau corongdan bukan biji – bijian atau benih layaknya pohon – pohon yang tergolong hardwood. Yang membuatnya unik adalah daun pohon spesies konifer memiliki berbentuk runcing seperti jarum.

Hal inilah yang juga membedakan konifer ini dengan pohon – pohon berkayu keras. Pohon – pohon yang tergolong jenis konifer cenderung ‘evergreen’ atau tidak mengalami masa meranggas seperti pohon jati dan pohon – pohon kayu keras berdaun lebar lainnya. Beberapa jenis pohon penghasil softwood antara lain pinus hemlock, cypress, cedar, douglas fir dan cemara.

Ketebalan dan derajat kekerasan

Meskipun secara umum softwood memiliki tingkat kekerasan yang lebih rendah dibandingkan dengan hardwood, namun ada spesies tertentu seperti southern yellow pine yang menghasilkan kayu yang jauh lebih tebal dan keras dibandingkan hardwood, meskipun pohon ini sendiri dikategorikan sebagai softwood. Di sisi lain, spesies basswood and poplar memiliki tekstur yang lebih soft atau tidak sekeras hardwood pada umumnya, meskipun kedua spesies tersebut termasuk hardwood.

Secara umum, untuk membuat furnitur misalnya meja, kursi, lemari, atau kabinet, sebaiknya gunakan hardwoods. Sedangkan untuk softwood, kayu jenis ini lebih cocok digunakan untuk konstruksi bangunan atau sebagai bahan dasar kertas.

Perbedaan – perbedaan lain berkaitan dengan softwood dan hardwood

Jika melihat dari pola serat dan warna, terkadang tidak ada perbedaan yang jelas antara softwood dan hardwood. Sebab, masing – masing spesies pohon pemroduksi kayu memiliki ciri dan fitur tersendiri. Misalnya, untuk kayu ebony, kayu ini memilki karakter warna yang gelap, hampir kehitaman. Spesies lain, misalnya kayu pinus, memiliki warna yang cenderung cerah, seperti putih atau krem agak kekungingan, sehingga terlihat sangat kontras dengan kayu ebony.

Dari seratnya, sulit juga dibedakan yang mana serat hardwood dan yang mana serat softwood. Ada jenis kayu yang memiliki serat yang rapat hingga renggang, dan bahkan di beberapa jenis kayu, seratnya cenderung samar – samar atau terlihat kurang tegas.

Mungkin, salah satu perbedaan antara hardwood dan softwood yang sangat mencolok adalah dari segi harga. Secara keseluruhan, harga hardwood lebih mahal dibandingkan softwood karena hardwood dianggap lebih keras, awet, tahan lama, lebih kuat serta kokoh. Tak heran, furnitur yang terbuat dari hardwood, misalnya meja dan kursi makan, akan memiliki harga yang selangit dibandingkan meja dan kursi makan dari softwood.

a

meja_makan_2

Desain Interior Ruang Makan dan Meja Makan Berbahan Hardwood

Menghadirkan hardwood dan softwood dalam ruangan untuk menghindari dominasi yang monoton

Di dalam satu ruangan, akan terlihat lebih atraktif jika kita menggunakan beberapa jenis kayu yang berbeda, mulai dari hardwood maupun softwood dengan variasi warna dan pola serat. Pemilihan kayu dengan warna yang unik seperti warna kemerahan dari kayu cherry, atau putih gading ala kayu pinus bisa dikombinasikan dengan kayu ebony yang berwana gelap, atau kayu jati dengan warna cokelat tua yang solid. Dengan menciptakan variasi dan kombinasi warna kayu seperti ini, maka akan menambah daya tarik ruangan di mana Anda bisa menghabiskan banyak waktu di dalamnya.

Ketika kita menghadirkan banyak unsur kayu dalam ruangan, ada kecenderungan ruangan akan tampak sedikit rustic. Bagi Anda yang menginginkan tampilan yang lebih chic dan modern, Anda bisa menambahkan fabric atau unsur – unsur kain seperti karpet, upholster, hingga taplak meja di beberapa elemen yang terbuat dari unsur kayu.

Usahakan agar keberadaan furnitur kayu satu dengan yang lain tidak saling berdekatan dan beri selingan dari material fabric untuk menyamarkan kehadiran kayu yang overload. Anda bisa juga menambahkan material logam untuk memberikan tampilan ruangan yang seimbang, misal dengan menghadirkan chandelier, lampu gantung, atau rak dari logam.

Selamat mencoba 🙂

..

architectaria.com | Arsitek, Desain Interior, General Contractor

(Jika anda menganggap artikel ini bermanfaat, jika anda menikmati membaca artikel-artikel di web ini, anda dapat berlanggangan untuk membaca artikel ini melalui email. Silahkan klik DISINI jika anda ingin berlangganan membaca artikel dari architectaria.com melalui email).

No Comments Yet.

Leave a Comment