Semua Hal yang Berkaitan Dengan Dekorasi Interior Bergaya Kolonial

desain_interior_kolonial_1

Semua hal tentang dekorasi interior bergaya kolonial, furnitur, aksen, pencahayaan, warna, dan elemen lain yang melengkapinya.

Dekorasi dan desain interior bergaya kolonial semakin menjadi tren desain interior dan  arsitektur terkini, mengingat nuansa klasik dekorasi interior tak akan lekang oleh zaman. Untuk lebih detailnya, artikel kali ini dihadirkan agar Anda lebih mengenal semua hal tentang dekorasi bergaya kolonial. Namun sebelumnya, akan lebih baik jika Anda mengenal perbedaan desain dan dekorasi tradisional dengan desain dan dekorasi bergaya kolonial.

Dekorasi tradisional versus dekorasi kolonial

Kita sering tertukar dalam memahami dekorasi tradisional dan dekorasi kolonial. Untuk itu, perlu kita kaji elemen dari masing – masing gaya dekorasi ini. Dekorasi atau desain traditional memiliki cakupan yang luas, dengan penggunaan crown moldings, chair rails dan wainscoting untuk menciptakan tampilan yang elegan. Furniturnya biasanya dilengkapi upholstery, keberadaan window treatments yang terkesan elegan, disertai aksen – aksen yang tak terlalu menonjol.

Rumah dengan desain ala kolonial biasanya memiliki ciri fisik yang terlihat minimalis secara keseluruhan, namun toh tetap terlihat elegan. Tampilan fasadnya bersih dan tak banyak ornamen – ornamen. Di ruangan dalam, desain interior kolonialnya pun tak kalah sederhana dari dekorasi fasadnya, di mana penggunaan dark woods untuk furnitur dan lantai kayu masih kerap ditemukan.

Furnitur untuk melengkapi interior kolonial

Untuk menghasilkan tampilan kolonial yang utuh pada interiornya, gunakan furnitur berbahan kayu dengan warna gelap kecoklatan, salah satunya jenis kayu mahoni. Lalu, pastikan setiap furnitur memiliki tampilan yang sedikit usang dan rustic yang bisa Anda dapatkan di toko antik. Khusus pada interior ruang makan kolonial, pastikan Anda menggunakan meja persegi dengan bench seating.

Di beberapa desain interior bernuansa kolonial lain, mungkin Anda menemukan desain yang sedikit glamor, dengan sentuhan ornamen di beberapa sudut, salah satunya di furniturnya. Furnitur ini biasanya berupa couches atau sofa dengan lengan yang rounded, upholstery dari bahan yang tebal seperti beludru dan tapestry.

Warna yang dominan pada dekorasi interior kolonial

Warna dominan pada bangunan kolonial biasanya berupa pigmen warna dasar dengan corak (hue) yang lembut dan muted. Warna – warna krem banyak ditemukan pada dinding ruangan, baik interior maupun eksterior. Warna krem ini biasa dipadukan dengan warna cokelat alami dari kayu. Warna lain yang biasa digunakan juga meliputi deep green, mustard yellow, barn red, dan taupes. Warna – warna tambahan ini bisa diwujudkan dalam couches, sofa, atau taplak meja, atau sarung bantal.

Untuk dindingnya, selain digunakan cat dengan pigmen warna dasar, kita juga bisa menggunakan wallpaper. Namun karena di masa kolonial wallpaper merupakan bahan yang mahal, wall stencil lebih umum digunakan. Motif buah dan bunga adalah motif yang paling banyak dipilih untuk motif wall stencil.

Pencahayaan model kolonial

Pencahayaan untuk melengkapi arsitektur ala kolonial biasanya dibuat dari material dasar, misal kayu, besi, atau wrought metals. Agar telihat lebih estetik sekaligus artistik, lighting untuk bangunan kolonial ini cenderung dibuat rustic dengan desain yang utilitarian. Dekoratif ornamennya juga relatif sederhana.

Di era kolonial, pencahayaan biasanya berasal dari nyala lilin. Namun kini, lampu – lampu dengan desain kolonial telah tersedia dalam bentuk elektrik. Bahkan untuk mendapatkan tampilan kolonial yang otentik, lampu – lampu di masa kini diberi distressed treatment. Beberapa jenis lampu yang merepresentasikan kesan kolonial ini antara lain kandelar, Pendants, Lampshade, Bar Lights, Sconces, dan lentera bergaya kolonial.

desain_interior_kolonial_2

Desain Interior dan Furniture Ruangan yang Bergaya Kolonial

Aksen dan aksesoris dekorasi interior kolonial

Ada banyak ragam aksesoris serta aksen untuk ruangan kolonial. Semua tentu disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan tempat. Beberapa di antaranya adalah:

  • Kita bisa menggunakan material rajut dan sulaman sebagai taplak meja, boneka, sarung bantal, atau sekedar hiasan yang disimpan dalam pigura lalu dipajang.
  • Lilin beserta candle holders bisa kita gantung di dinding. Lalu, sisipkan figur atau patung elang karena burung ini merupakan simbol paling umum ditemui di rumah – rumah kolonial.
  • Kita juga bisa menyisipkan elemen – elemen oriental di dalam interior kolonial, misal dengan menempatkan jars and ivory.
  • Ada lagi aksen yang hanya bisa ditemui di rumah – rumah kolonial, yaitu chair railing. Chair railing ini biasa ditempatkan di sekeliling area makan.  Chair railings sangat populer di era kolonial karena kursi kerap dipindah – pindahkan dengan merapat ke dinding.  Chair railings ini akan memproteksi dinding agar tak tergores kursi – kursi.
  • Pasang window treatments seperti tirai, gorden, dan panel gorden. Pilih gorden atau tirai yang berenda – renda atau bahan bordir.
  • Karpet juga merupakan aksen yang kerap dimunculkan guna menciptakan nuansa hangat sekaligus nyaman saat kaki menginjak lantai. Karpet yang biasa dipilih adalah karpet dari jenis braided rag yang akan semakin melengkapi tampilan dekorasi kolonial.

Selamat mencoba 🙂

..

architectaria.com | Arsitek, Desain Interior, General Contractor

(Jika anda menganggap artikel ini bermanfaat, jika anda menikmati membaca artikel-artikel di web ini, anda dapat berlanggangan untuk membaca artikel ini melalui email. Silahkan klik DISINI jika anda ingin berlangganan membaca artikel dari architectaria.com melalui email).

No Comments Yet.

Leave a Comment