Sejarah dan Perkembangan Furnitur Berbahan Dasar Plastik

kursi kerja plastik

Mengenal sejarah dan perkembangan furnitur plastik, terutama kursi plastik, hingga populer dan diminati masyarakat sampai saat ini.

Siapa yang tak kenal furnitur berbahan dasar plastik? Furnitur ini banyak dipilih karena harganya yang relatif murah dan terjangkau. Bagi kalangan menengah ke bawah, tentu furnitur plastik ini lebih sesuai dengan kondisi finansial mereka. Meski terkadang furnitur berbahan plastik ini banyak diragukan secara kualitas dan kekuatannya, namun toh tetap saja furnitur ini kerap dicari. Di samping kekurangan-kekurangan yang dimiliki, furnitur ini juga memiliki kelebihan tersendiri, yakni sifatnya yang fungsional, fleksibel, dan ringan yang memungkinkan furnitur ini dipindah dan diletakkan dimana saja dengan cara yang sederhana.

Furnitur berbahan plastik ini juga kerap kita temui pada acara-acara formal maupun informal. Pada acara formal misalnya, di beberapa resepsi atau pesta yang melibatkan banyak orang, seperti pesat pernikahan, wisuda, atau pesta penyambutan haji, kursi plastik masih dijadikan pilihan sebagai tempat duduk para undangan. Tak jarang, beberapa kantor juga memilih furnitur berbahan dasar plastik ini, hanya saja dengan style yang lebih modern. Sedangkan untuk penggunaan informal, kursi plastik ini masih sering kita jumpai untuk penggunaan sehari-hari di rumah, atau di area publik seperti rumah makan.

Dari fakta-fakta di atas, dapat kita simpulkan bahwa meskipun banyak yang memandang sebelah mata dari keberadaan furnitur plastik ini, toh tetap saja furnitur ini dicari untuk berbagai macam keperluan. Namun, bagaimana sejarah, perjalanan, dan perkembangan furnitur plastik ini samapi begitu populer di era modern ini? Untuk itu, sejenak kita mengulas kembali sejarah dari furnitur plastik ini hingga dapat berkembang dan populer seperti sekarang ini.

1. Sejarah

Di masa-masa setelah berakhirnya Perang Dunia ke 2, terdapat permintaan yang cukup besar kepada desainer-desainer furnitur kala itu untuk menciptakan furnitur yang dibuat dari materi yang baru serta berbeda dari sebelumnya. Maka dari itu, dipilihlah bahan plastik ini yang merupakan salah satu penemuan baru kala itu. Furnitur pertama yang berhasil di buat dari bahan plastik ini adalah sbeuah kursi dengan bentuk menyerupai kerang dan dengan kaki-kaki kursi berbahan logam. Namun, booming dari furnitur plastik ini sendiri baru dimulai pada sekitar tahun 1955, dimana seorang arsitek keturunan Finlandia dan Amerika, Eero Saarinen, berhasil menciptakan sebuah kursi plastik yang ia sebuat sebagai ‘Kursi Tulip”. Kursi Tulip ini memiliki dudukan berbahan plastik dan satu tumpuan yang terbuat dari bahan logam.

Tetapi, untuk menutupi tampilan logam itu sendiri, dan untuk meyakinkan orang-orang bahwa kursi ini sepenuhnya terbuat dari plastik, maka pada bagian kaki tumpuan tersebut dilapisi dengan plastik. Hal ini lah yang membedakan kursi plastik Tulip dengan kursi plastik yang dibuat sebelumnya. Selain itu, dengan kaki yang dilapisi plastik, hal ini justru terlihat semakin menyatu dengan bagian-bagian lain pada kursi.

Setelah karya desain kursi mutakhir tersebut, beragam inovasi tak henti-hentinya dilakukan oleh desainer-desainer lainnya. Seiring dengan perkembangan di bidang teknologi plastik di era tahun 1960an, maka kesempatan desainer furnitur saat itu untuk mengembangkan furnitur berbahan plastik semakin terbuka lebar. Salah satunya yakni teknologi pencetakan furnitur dengan jalan injeksi. Teknologi ini mampu membuat sebuah furnitur plastik dari satu lembar plastik berukuran sedang. Adalah seorang desainer dari Denmark yang bernama Verner Panton yang berhasil menciptakan sebuah kursi plastik melalui proses cetak-injeksi tersebut. Kursi yang berhasi dibuat tersebut memiliki bentuk S dengan penyangga yang dapat disusun.

2. Produksi masal furnitur berbahan plastik

Perkembangan-perkembangan akan desain furnitur plastik tak hanya berhenti sampi disitu. Meskipun para desainer furnitur ini lebih banyak berkecimpung dalam pembuatan kursi dibandingkan jenis furnitur lain, toh hal ini juga turut mendukung perkembangan furnitur berbahan plastik sampai dikenal seperti sekarang ini. Di masa-masa tahun 1980s, diperkenalkanlah sistem produksi masal (mass production) untuk sebuah kursi monoblok (terdiri dari satu bagian). Karena banyaknya industri-industri lain yang tengah berkembang kala itu, kebutuhan akan kursi menjadi bergeser, dari sesuatu yang artistik menjadi sesuatu yang lebih fungsional dan fleksibel, sehingga unsur-unsur estetikanya agak sedikit dipinggirkan. Hal ini lah yang memicu bentuk-bentuk kursi plastik sederhana yang kerap kita temui. Kursi-kursi plastik ini juga kerap disandingkan dengan penggunaan patio dan berfungsi sebagai salah satu outdoor furnitur yang paling banyak dicari.

kursi kerja berbahan dari plastik

Meja dan Kursi Kerja Berbahan Plastik

3. Perkembangan furnitur plastik saat ini

Mayoritas dari furnitur-furnitur plastik, terutama kursi, dibuat melalui proses cetak-injeksi yang hampir sama serta kualitas yang tak jauh berbeda seperti halnya yang bisa kita temui pada masa lalu. Tetapi, banyak perdebatan terkait dengan proses produksi furnitur plastik ini. Banyak yang berujar bahwa mesin-mesin dan biaya produksi untuk membuat furnitur plastik ini masih tergolong tinggi. Tetapi, harga jualnya masih sangat rendah. Sehingga, hal ini menyulitkan para produsen untuk berinovasi dan berkembang melalui furnitur plastik ini.

..

Architectaria – Arsitek dan Perencana

(Jika anda menganggap artikel ini bermanfaat, jika anda menikmati membaca artikel-artikel di web ini, anda dapat berlanggangan untuk membaca artikel ini melalui email. Silahkan klik DISINI jika anda ingin berlangganan membaca artikel dari architectaria.com melalui email).

No Comments Yet.

Leave a Comment