Rumah Pensiunan dari Bahan Beton dan Kayu di Belanda karya Marie-José Van Hee Architecten

concrete_timber_house_1

Desain rumah pensiunan dari struktur kayu dan beton guna mengadaptasi lingkungan sekitar yang dikelilingi lahan pertanian dan pantai.

Sebuah dinding beton menjadi penanda sebuah  rumah pedesaan yang dirancang oleh studio arsitek dari Belgia,  Marie-José Van Hee Architecten yang diperuntukkan bagi seorang klien yang merupakan pengusaha asal Belanda sebagai tempat tinggal saat pensiun. David Grandorge hadir dengan memberikan gambaran sekilas mengenai rumah pensiun di Belanda ini melaui foto – fotonya.

Rumah pensiunan dengan empat lantai

Rumah ini merupakan rumah pensiunan dengan empat lantai yang diberi julukan Zuidzande. Rumah ini didirikan di area yang dulunya merupakan rumah pertanian pada era abad ke 19.  Rumah pensiunan ini terletak di Orchard, di Zeeland, salah satu provinsi di negara Belanda, tepatnya di kawasan pantai barat. Marie-José Van Hee Architecten ditugaskan untuk merancang rumah bagi bagi pensiunan, yakni mantan seorang pengusaha yang berharap untuk menetap di tempat kelahirannya, setelah menghabiskan waktunya bertahun-tahun guna melakukan perjalanan.

Rumah pensiunan yang  kompak dan simpel

Ide dasar dalam pembuatan rumah pensiunan ini adalah untuk merancang sebuah rumah untuk laki-laki single. Maka, dibuatlah sebuah rumah pensiunan yang  kompak dan simpel. Salah satu arsitek tersebut, Sam De Vocht, menegaskan bahwa kliennya sudah mendapatkan jatah plot bangunan di wilayah tempat ia dilahirkan, yang bisa ia manfaatkan setelah ia selesai dengan dunia kerjanya yang nomaden.

concrete_timber_house_2

Desain Arsitektur Rumah Peristirahatan – View 2

concrete_timber_house_3

Desain Arsitektur Rumah Peristirahatan – View 3

Sebelumnya, di area ini terdapat rumah pertanian yang kondisinya kumuh dan tua. Lalu, studio arsitek Marie-José Van Hee Architecten ini menyusun sebuah rumah baru untuk klien dari bahan kayu dan beton. Namun, otoritas lokal membatasi struktur bangunan yang baru di kawasan ini, sehingga volumenya tidak boleh melebihi volume rumah pertanian yang lama, yakni sebesar 850 meter kubik.  Untuk menciptakan rumah sesuai dengan karakter dan keinginan klien serta mematuhi larangan ini, tim arsitek ini menciptakan lantai besar dengan kaca yang memaksimalkan pemandangan luar yang indah, sementara di lantai atas didesain dengan ukuran dan volume yang lebih kecil dari lantai bawah untuk mengurangi volume secara keseluruhan.

concrete_timber_house_6

Desain Arsitektur Rumah Peristirahatan – View 4

Papan – papan kayu horisontal memberikan sebuah tanda dan aksen pada dinding beton eksterior, tepatnya di tower setinggi tiga lantai, yang memiliki sebuah cerobong asap pendek di satu sisi. Dua volume yang lain disusun dari dengan bingkai dari kayu yang menyudut dari dasar tower, sehingga membuat denah lantai dasar rumah menjadi berukuran lebih besar dan membentuk huruf Y.

concrete_timber_house_5

Desain Arsitektur Rumah Peristirahatan – View 5

Dua sayap bangunan pada rumah pensiunan ini ditutupi dengan kayu vertikal yang ukurannya panjang dan diberi warna hitam. Fitur ini mengadaptasi penggunaan kayu pada arsitektur rumah yang banyak diterapkan di rumah – rumah di sekitar area ini.

concrete_timber_house_14

Desain Arsitektur Rumah Peristirahatan – View 6

Rumah dengan komposisi material yang sesuai dengan karakter pantai

Tim arsitek yang terlibat dalam proyek ini berusaha untuk mewujudkan bangunan dengan komposisi material yang sesuai dengan karakter pantai, mengingat rumah pensiunan ini dekat pantai. Untuk itu, dipilihlah bahan beton dengan warna cerah.

concrete_timber_house_14

Desain Arsitektur Rumah Peristirahatan – View 7

concrete_timber_house_13

Desain Arsitektur Rumah Peristirahatan – View 8

Permukaan luar bangunan rumah pensiunan diberi finishing berupa papan – papan horizontal, yang juga digunakan secara vertikal sebagai cladding pada volume lantai dasar. Papan – papan kayu dengan kombinasi warna hitam dan putih ini merujuk pada gaya arsitektur lokal, sehingga keberadaan rumah baru ini tidak nampak asing di lingkungannya.

concrete_timber_house_16

Desain Arsitektur Rumah Peristirahatan – View 9

Untuk pintu – pintunya, terutama pintu depan, sengaja dipilih material kaca yang lokasinya tepat di sudut interior yang dilengkapi balok – balok kayu gelap, yang menghadap langsung ke pemandangan kebun yang bisa diakses dari ruang internal yang berbentuk V dan ruang makan.

concrete_timber_house_8

Desain Arsitektur Rumah Peristirahatan – View 10

concrete_timber_house_9

Desain Arsitektur Rumah Peristirahatan – View 11

concrete_timber_house_10

Desain Arsitektur Rumah Peristirahatan – View 12

Pintu untuk rumah pensiunan ini dipilih dari model pintu geser ke belakang untuk memberikan akses ke sebuah teras dari materiak beton yang dinaungi oleh atap overhangingdari kayu berwarna hitam.

concrete_timber_house_15

Desain Arsitektur Rumah Peristirahatan – View 13

Perapian dan cerobong asap melengkapi rumah pensiunan

Sebuah perapian di rumah pensiunan ini terletak di lantai dasar, memisahkan ruang keluarga dengan dapur. Sebuah cerobong asap dibuat di atas perapian, yang berbentuk layaknya “spine” yang terpasang pada lantai atas di volume yang paling kecil. Untuk memahat cerobong asap, sang arsitek fokus pada sisi geometrisnya. “Tingginya volume beton, sekitar 12 meter di atas permukaan tanah. Hal ini merupakan respon terhadap satu – satunya struktur yang masih dipertahankan di kawasan rumah pertanian ini, yang tidak berubah dari abad ke 19, yakni sebuah dengan atap yang cukup mengesankan.

concrete_timber_house_17

Desain Arsitektur Rumah Peristirahatan – View 14

Sebuah tangga dan elevator mendominasi area di lantai dasar, dengan sebuah toilet kecil dan aula di satu sisi. Pintu masuk utama terletak di pintu yang lokasinya cukup tersembunyi dalam volume beton ini.

concrete_timber_house_19

Desain Arsitektur Rumah Peristirahatan – View 15

Perpustakaan pada rumah pensiunan dikonversi menjadi kamar anak

Tangga kayu terhubung ke kamar tidur utama di lantai atas, sementara perpustakaan dan kamar mandi di lantai ketiga, dan teras atap pada rooftopnya Sebuah notch di dinding beton memungkinkan penghuni rumah untuk mengintip melewati tembok pembatas untuk melihat pemandangan lanskap pertanian. Namun, sejak pindah ke rumah ini, pemilik telah memiliki dua orang anak. Untuk itu, area di lantai dua yang awalnya dimanfaatkan sebagai perpustakaan kemudian dikonversi menjadi kamar tidur anak.

(image source by: www.dezeen.com)

..

architectaria.com | Arsitek, Desain Interior, General Contractor

Untuk Anda yang berada diwilayah JABODETABEK dan membutuhkan jasa arsitek, desain interior dan jasa kontraktor untuk membangun/merenovasi rumah, silahkan menghubungi kami melalui nomor: 081229400888, 087710400888, 021-83836281, atau 0251-9195383 (Bogor).

(Jika anda menganggap artikel ini bermanfaat, jika anda menikmati membaca artikel-artikel di web ini, anda dapat berlanggangan untuk membaca artikel ini melalui email. Silahkan klik DISINI jika anda ingin berlangganan membaca artikel dari architectaria.com melalui email).

No Comments Yet.

Leave a Comment