Mengenal Desain Arsitektur Tradisional Thailand

arsitektur thailand_1

Karakteristik dan keunikan desain arsitektur tradisional Thailand yang mengadaptasi alam dengan atap yang tinggi dan banyaknya area terbuka.

Apa yang muncul di benak Anda ketika mendengar istilah Thailand? Tentu, sebuah gambaran yang muncul adalah negara yang menyajikan tempat wisata menarik seperti Bangkok, Phuket, dan Pattaya, hingga kulinernya yang lezat, salah satunya Tom Yam. Tak hanya itu, negara ini juga kaya akan keunikan kultural khas Asia Tenggara. Kesan kultural dan etnik yang kental bisa dilihat dari jenis seni, musik, tarian, pakaian tradisional, ukiran, dan tentu saja, gaya arsitektur bangunan – bangunannya. Tak jarang, gaya arsitektur ala Thailand ini sering diperlihatkan pada restoran Thailand yang terdapat di beberapa kota – kota besar di Indonesia.

Tahukah Anda, rumah – rumah yang mengadaptasi gaya arsitektur Thailand ternyata tak hanya menekankan pada segi artistiknya saja, melainkan juga berfokus pada sustainabilitas alam dan lingkungan? Ya, bangunan – bangunan ala Thailand, terutama bangunan jaman dulu, dibangun dengan konstruksi yang mempertimbangkan keberadaan alam sekelilingnya.

Di jaman dahulu, keberadaan kayu cukup melimpah di negeri gajah putih itu. Hal ini cukup lumrah mengingat negara ini tergolong negara tropis dengan banyaknya hutan. Jenis kayu yang banyak tumbuh di hutan – hutan di Thailand adalah kayu jati. Tak heran, bangunan ala Thailand banyak mengeksplorasi penggunaan kayu ini.

Bangunan dengan desain ala Thailand mengoptimalkan keberadaan sirkulai udara melalui jendela dan dinding – dindingnya. Meski sejatinya desain ala Thailand ini bervariasi yang tergantung pada masing – masing wilayah, namun secara umum bangunan ala Thailand memiliki 3 prinsip yang sama, yakni lantai yang ditinggikan (elevated floor), atap yang bertumpuk dan membumbung tinggi ke atas, dan teras yang terbuka dan cukup luas yang berada di bagian pusat.

Untuk lebih mengenal desain ala Thailand, berikut ini akan dijabarkan lebih lanjut mengenai beberapa aspek dasar pada desain arsitektur ala Thailand.

1. Lantai yang ditinggikan

Rumah dengan lantai yang ditinggikan ini sekilas mengingatkan kita pada rumah – rumah tradisional di pulau Sumatra. Tujuan dari meninggikan posisi lantai yakni untuk menghindari banjir di kala musim hujan. Selain itu, karena jaman dulu di negara Thailand masih banyak terdapat hutan – hutan yang lebat, tak heran banyak binatang buas yang tinggal di dalamnya. Untuk menangkal agar hewan buas tidak bisa masuk ke dalam rumah, maka lantai didesain agak tinggi.

2. Pitched Roof

Model pitched roof dengan atap yang dibuat tinggi dan kemiringan yang curam juga diterapkan di bangunan dengan arsitektur ala Thailand. Dengan adanya pitched roof, maka air hujan akan dengan mudah turun ke bawah sehingga tidak menumpuk atau menggenang di atas atap yang bisa berakibat fatal. Model atap seperti ini cukup pas diterapkan pada bangunan di negara beriklim tropis dengan curah hujan tinggi seperti Thailand. Adanya serambi (overhang) juga membantu air hujan agar lebih cepat mengalir ke bawah.

arsitektur thailand_2

Desain Arsitektur Thailand dengan Atap Miring (Pitched Roof) yang Khas

Bentuk desain atap yang unik ini ternyata cukup bervariasi di tiap regional di Thailand. Ada yang bentuknya menyerupai struktur sayap, ada yang bentuknya lurus menajam ke satu titik, ada juga yang bentuknya menyerupai huruf V. Semua bentuk atap tersebut tentu menyimbolkan makna tersendiri yang erat kaitannya dengan agama dan kepercayaan. Simbol atap berbentuk sayap misalnya. Desain atap ini menandakan keinginan orang – orang untuk mencapai surga.

3. Teras yang terbuka dan luas

Keberadaan teras cukup signifikan pada bangunan – bangunan ala Thailand. Luas dari teras ini bisa mencapai 40 persen dari luas keseluruhan bangunan. Teras menjadi poin yang sangat diperhitungkan mengingat area ini biasa digunakan oleh masyarakan Thailand untuk mengadakan pertemuan, berbincang – bincang, atau aktifitas outdoor yang lain.

Selain melalui teras, kesan terbuka juga ditampilkan di dalam ruangan. Di beberapa sudut terdapat banyak ventilasi. Keberadaan ventilasi ini cukup membantu mengingat Thailand memiliki cuaca yang cukup panas dengan kelembaban yang juga cukup tinggi. Dengan banyaknya ventilasi udara, maka ruangan menjadi lebih sejuk dan siklus udara dalam ruangan menjadi lebih lancar.

4. Memiliki desain modular

Salah satu karakteristik desain tradisional ala Thailand adalah bentuk konstruksinya yang modular. Desain seperti ini membuat bangunan menjadi lebih mudah ‘dibongkar-pasang’ bahkan dipindahkan ke lokasi lain. Sebab dijaman dahulu, keberadaan lahan masih cukup luas, sehingga memungkinkan orang – orang berpindah lokasi dengan mudah. Maka dari itu, sangat jarang sebuah keluarga menetap di suatu tempat yang sama selama bertahun – tahun.

Bangunan dengan arsitektur tradisional ala Thailand di era modern ini

Saat ini, cukup sulit menemukan rumah di Thailand dengan arsitektur yang masih tradisional. Sebab, banyak rumah di Thailand yang mengadaptasi unsur – unsur modern ala barat. Namun jika Anda ingin melihat bagaimana bentuk desain rumah tradisional ala Thailand, Anda bisa mengunjungi Siam Niramit, sebuah teater di pusat kota Bangkok. Di sini terdapat variasi bangunan yang mewakili 4 regional di Thailand, mulai dari wilayah tengah, selatan, timur laut, dan utara.

Tertarik untuk mencoba? 🙂

..

architectaria.com | Arsitek, Desain Interior, General Contractor

(Jika anda menganggap artikel ini bermanfaat, jika anda menikmati membaca artikel-artikel di web ini, anda dapat berlanggangan untuk membaca artikel ini melalui email. Silahkan klik DISINI jika anda ingin berlangganan membaca artikel dari architectaria.com melalui email).

No Comments Yet.

Leave a Comment