Menciptakan Sistem Ventilasi dan Sirkulasi Udara untuk Basement

ventilasi_basement_1

Mengidentifikasi tingkat kelembaban udara dalam ruangan dan memasang sistem ventilasi dan sirkulasi udara pada basement guna membuat udara basement lebih segar dan nyaman.

Apakah Anda berencana mengubah basement sebagai area fungsional, misalnya dijadikan kamar tambahan atau ruang baca? Jika iya, maka ada beberapa persiapan yang mesti Anda lakukan, salah satunya mempertimbangkan ventilasi dan sirkulasi udara. Sistem ventilasi yang baik akan membuat udara lebih segar dan nyaman untuk ditinggali.

Kalaupun Anda tidak berencana mendiami basement, menerapkan sistem ventilasi yang baik pada basement merupakan hal yang mutlak dilakukan guna mengurangi jamur dan lumut yang mungkin mendiami basement. Dengan sirkulasi udara yang baik, kelembaban udara dalam basement menjadi terjaga.

Mengidentifikasi tingkat kelembaban udara dalam ruangan

Berdasarkan Oregon State University, kelembaban relatif adalah jumlah kandungan air dalam udara dibanding jumlah kandungan air maksimal di suhu tertentu. Suhu udara yang hangat bisa menahan kandungan air lebih banyak dibandingkan suhu udara yang dingin, hal ini mengakibatkan level kelembaban udara cenderung tinggi di musim panas di mana suhu udara cukup tinggi. Yang pasti, untuk basement rata – rata kelembaban relatif adalah sebesar 40 – 60 %.

Basement cenderung memiliki tingkat kelembaban relatif yang cukup tinggi karena lokasinya yang dekat dengan tanah. Air tanah bisa saja menguap dan merembes hingga masuk ke dalam lantai dan dinding basement. Selain itu, di basement biasanya minim pencahayaan, sirkulasi udara, dan ventilasi, akibatnya udara yang lembab dan pengap menjadi terperangkap.

Maka dari itu, sistem sirkulasi dan ventilasi udara yang baik untuk basement mutlak diwujudkan. Penting untuk diingat, sistem ventilasi udara di basement berbeda dengan ventilasi udara untuk area penyimpanan atau storage.

  1. Tambahkan jendela pada basement

Untuk basement, mungkin saja Anda menambahkan jendela. Buka jendela di siang hari agar sinar matahari masih bisa masuk dan mengurangi kelembaban di dalam basement.

  1. Pasang kipas angin dekat jendela

Pasang kipas angin dekat dengan jendela, dengan begitu udara lembab dan basah dari dalam basement bisa dibawa keluar. Pastikan agar kipas angin terpasang dengan kuat pada frame jendela, sehingga posisinya kokoh dan tidak geser, dan bisa menimbulkan resiko keamanan. Minimal aplikasikan 2 kipas angin dalam basement, di mana satu kipas angin berada di dekat jendela, dan satu kipas angin lagi di pasang di sisi seberangnya.

  1. Atur timer untuk waktu nyala kipas angin 

Untuk menghemat energi listrik, tentunya Anda tak ingin menyalakan kipas angin pada basement sepanjang hari. Untuk itu, usahakan untuk memasang timer pada kipas angin, sehingga kipas angin hanya menyala di waktu – waktu tertentu yang sudah diatur sebelumnya. Dengan demikian, Anda tak perlu repot menyalakan dan mematikan kipas angin di basement dengan sering . Cukup cek sesekali untuk melihat apakah timer pada kipas angin telah berfungsi optimal. Untuk membuat basement bebas lembab, setidaknya kipas angin harus menyala selama minimal 8 jam dalam sehari.

  1. Pasang dehumidifier pada basement

Mungkin Anda sudah sering mendengar alat yang bernama dehumidifier. Ya, selain kipas angin, dehumidifier memang alat yang kerap digunakan untuk mengusir kelembaban yang berlebihan di sebuah ruangan. Dehumidifier akan membuat basement bebas lembab, jamur, dan lumut, terutama di kala kelembaban mencapai 60%. Dehumidifier cocok untuk difungsikan kala musim kering atau musim panas, yakni di saat suhu udara di luar sangat tinggi.

  1. Baseboard heater, alat alternatif pengusir kelembaban khusus untuk musim dingin

Agar kondisi udara tidak terlalu lembab di musim dingin atau di musim hujan, di mana suhu udara luar cenderung rendah, pasang baseboard heater ketimbang dehumidifier. Alat ini lebih efektif untuk mengusir kelembaban di saat suhu udara rendah, sedangkan dehumidifier merupakan alat pengurang kelembaban udara namun tidak bisa berfungsi maksimal dalam kondisi suhu udara yang rendah.

Bahkan, suhu udara yang terlalu dingin bisa membekukan kumparan pada dehumidifier. Dengan memasang Baseboard heater di musim dingin, suhu udara ruangan akan sedikit meningkat sehingga level kelembaban udara di dalam basement akan sedikit berkurang.

Di samping Baseboard heater, ada juga electric floor heater. Fungsinya hampir sama, yakni menjaga kelembaban udara di basement. Hanya saja, sesuai namanya, alat ini dipasang di lantai pada basement.

  1. Bersihkan kipas angin, dehumidifier, Baseboard heater dan alat penghilang kelembaban lain secara rutin

Agar bisa bekerja secara optimal, pastikan agar kipas angin, dehumidifier, Baseboard heater atau alat penurun kelembaban udara pada basement secara rutin. Sebab, alat – alat tersebut tidak akan berfungsi maksimal dalam mengurangi kelembaban udara basement jika alatnya kotor dan berdebu. Maka, disarankan untuk mengecek peralatan tersebut satu per satu, terutama bagian dalam atau bagian mesinnya. Bersihkan dari debu dan kotoran minimal 3 bulan sekali. Dehumidifier yang kotor akan berkurang keefektifannya dalam menurunkan kelembaban ruang bawah tanah.

Selamat mencoba 🙂

..

architectaria.com | Arsitek, Desain Interior, General Contractor

(Jika anda menganggap artikel ini bermanfaat, jika anda menikmati membaca artikel-artikel di web ini, anda dapat berlanggangan untuk membaca artikel ini melalui email. Silahkan klik DISINI jika anda ingin berlangganan membaca artikel dari architectaria.com melalui email).

No Comments Yet.

Leave a Comment