Karakteristik Desain Rumah di Pedesaan

rumah bergaya country

Mengetahui dan mengidentifikasi karakteristik dan fitur – fitur yang menonjol pada rumah – rumah yang ada di pedesaan.

Rumah – rumah pedesaan merupakan hal yang cukup unik dan menarik untuk kita telisik. Sedikit sekali literatur yang membahas hal ini, sebab kebanyak orang lebih suka membahas rumah – rumah di perkotaan dengan gaya arsitekturnya yang β€˜mewah’. Rumah – rumah pedesaan tentunya berbeda dengan rumah di perkotaan, dan arsitekturnya pun biasanya disesuaikan dengan lanskap atau lokasi di mana rumah tersebut didirikan.

Yang jelas, rumah – rumah pedesaan biasanya mengadaptasi alam dengan perpaduan yang harmonis antara pemilik rumah, tanah didirikannya bangunan, vegetasi, dan topografinya.Β Dengan demikian, bangunan rumah tetap berdiri tanpa banyak mengusik dan merusak alam yang ada di sekitarnya.

Masyarakat pedesaan juga terkenal detail dalam hal mengorganisasi pembagian area di rumahnya. Pembagian area ini basanya didasarkan pada kegiatan yang dilakukan di masing – masing area. Selain itu, semakin tinggi status sosial pemilik rumah, biasanya pembagian area ini akan lebih detail. Hal ini bisa kita lihat dari rumah – rumah tradisional yang masih banyak berdiri di pedesaan.

Rumah – rumah tersebut biasanya memberikan area yang spesifik untuk aktifitas tertentu, misalnya area untuk beribadah, area untuk menerima tamu, area pribadi, maupun area untuk melakukan aktifitas rumah tangga seperti memasak dan mencuci. Detail – detail ini dapat kita lihat dari rumah tradisional Jawa dan Bali. Meskipun keberadaanya semakin sedikit, namun tetap saja rumah tradisional khas pedesaan ini selalu menarik untuk dikaji.

Selain hal – hal di atas, masih ada hal lain yang menjadi karakter dari rumah – rumah di pedesaan. Berikut ini detail – detailnya:

1. Penggunaan lahan yang maksimal

Dibandingkan di perkotaan, biasanya rumah – rumah yang ada di pedesaan memiliki lahan yang jauh lebih luas serta jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain cukup jauh. Hal ini memungkinkan pemilik rumah bereksplorasi dan memaksimalkan penggunaan lahan. Telebih bila lahan tersebut cukup subur dengan ketersediaan air yang cukup. Tentunya tak heran banyak pemilik rumah memanfaatkan lahan yang luas ini untuk menambah penghasilan dengan cara menanam sayur mayur yang bia dikonsumsi sendiri maupun dijual.

Sedangkan di perkotaan, ketersediaan lahan adalah problem yang cukup pelik. Bahkan untuk sekedar menyisakan lahan kosong di belakang rumah pun kadang tidak bisa. Terlebih bagi mereka yang tinggal di apartemen maupun rumah susun (rusun). Namun bila mereka mau, mereka tetap bisa menanam sayuran maupun buah seperti halnya mereka yang tinggal di pedesaan. Caranya yakni dengan menanam sayuran atau buah dalam pot. Bila hal disosialisasikan dengan baik, niscaya orang – orang yang memiliki lahan yang terbatas tetap bisa menikmati buah dan sayur hasil panen sendiri.

rumah modern country

Desain Rumah Pedesaan Pada Lahan yang Besar

2. Pembagian area

Tak hanya wilayah di dalam rumah saja yang dibagi ke dalam beberapa area. Masyarakat pedesaan biasanya juga membagi area lahan di luar rumah ke dalam beberapa tujuan, misalnya lahan untuk bertani, lahan untuk beternak, lahan untuk memelihara ikan, dsb. Pembagian ini tidak diatur secara serampangan, namun berdasarkan adanya sumber daya dan pendukung untuk melakukan aktfitias tersebut. Misalnya untuk aktifitas yang berhubungan dengan pembudidayaan ikan, tentunya kegiatan ini ditempatkan di area yang memiliki suplai air yang cukup. Begitu juga dengan kegiatan pertanian, di mana ketersediaan air menjadi penentu keberlangsungan kegiatan pertanian.

3. Praktek – praktek / festival kebudayaan yang masih dilaksanakan

Untuk menjaga harmonisasi dengan alam, orang – orang di pedesaan masih melakukan praktek – praktek kebudayaan berupa festival seni dan ritual. Biasanya kegiatan ini dilakukan di bulan – bulan tertentu atau setelah masa panen. Hal ini turut berimplikasi pada tatanan sosial yang ada di antara mereka, terutama dalam hal pemanfaatan lahan pertanian.

4. Rumah – rumah cenderung horisontal

Rumah – rumah di pedesaan cenderung berdimensi horisontal sebab masih tersedianya lahan yang luas. Sehingga, jarang sekali sebuah rumah di pedesaan dibuat bertingkat. Berbeda dengan lahan di perkotaan yang sempit, oleh karena itu tak heran bila rumah – rumah di kota berdimensi vertikal yang menyebabkan banyak rumah perkotaan dibangun menjulang tinggi dan bertingkat. Bahkan pada apartemen maupun rumah susun, jumlah tingkat ini bisa mencapai belasan hingga puluhan.

5. Tidak adanya dinding atau pagar yang tinggi

Bila di perkotaan kita kerap menjumpai rumah – rumah besar dengan pagar dan dinding yang menjulang tinggi, di pedesaan hampir jarang kita temui hal yang semacam ini. Bahkan, beberapa rumah malah dibiarkan terbuka dan tidak diberi pagar. Masyarakat desa menyukai kebersamaan dan kontak dengan tetangga di sekitarnya. Dengan adanya pagar yang tinggi, maka hal ini akan membatasi kontak dengan tetangga – tetangga di sekitarnya.

Masyarakat memang perkotaan kerap memasang pagar yang tinggi, namun mereka memiliki alasan mengapa mereka melakukan hal ini, biasanya karena faktor privasi dan alasan keamanan. Tingkat kriminalitas yang tinggi di perkotaan menyebabkan orang – orang mendesain rumah mereka agar aman dari tindakan kriminal, salah satunya dengan meninggikan pagar dan dinding pembatas yang ada di sekeliling rumah mereka.

Selamat mencoba πŸ™‚

..

Architectaria – Arsitek dan Perencana

(Jika anda menganggap artikel ini bermanfaat, jika anda menikmati membaca artikel-artikel di web ini, anda dapat berlanggangan untuk membaca artikel ini melalui email. Silahkan klik DISINI jika anda ingin berlangganan membaca artikel dari architectaria.com melalui email).

Related Posts

No Comments Yet.

Leave a Comment