Jenis Batu Alam yang Cocok Digunakan untuk Eksterior

eksterior_2

Jenis batu alam yang cocok untuk digunakan pada eksterior serta elemen – elemen eksterior yang biasa dibuat dengan memanfaatkan material batu alam.

Menghadirkan cita rasa dan nuansa natural pada eksterior rumah bisa diwujudkan dengan memanfaatkan batuan alam sebagai salah satu materialnya. Nyatanya, ada beragam elemen eksterior yang bisa kita buat dengan menggunakan batuan alam. Lalu, jenis batuan apa saja yang biasa dipakai untuk melengkapi eksterior tersebut? Melalui artikel kali ini, hal – hal tersebut akan diungkap lebih detail.

Cultured Stone

Cultured stone biasanya cenderung ringan, mudah, dan cukup murah hingga menjadikan batuan ini paling sering dimanfaatkan untuk dinding eksterior. Karena cukup ringan, proses pemasangannya pun cukup sederhana dan tidak memerlukan biaya yang besar. Batuan ini sebenarnya bukanlah batuan yang sesungguhnya seperti yang biasa kita temui di alam.

Cultured stone dibuat melalui proses fabrikasi atau batu buatan manusia dengan menggunakan kombinasi semen, tanah, dan pewarna alami, yang dibungkus dalam plastik tipis. Cara ini mampu menciptakan batuan layaknya batuan alami. Untuk membersihkan dan merawat permukaan batu ini harus hati – hati, jangan sampai membuat permukaannya terkikis.

Batu gamping / batu kapur

Batu gamping atau limestone tergolong batuan yang lunak dan mudah terkikis oleh air dan perubahan cuaca seiring berjalannya waktu. Untuk itu, dipilih tipe batu gamping honeycomb limestone, yang memiliki lubang – lubang di permukaannya layaknya sarang lebah. Batuan ini cukup unik dan kerap dijadikan dekorasi untuk eksterior, misalnya ditempatkan di dekat kolam ikan atau air terjun buatan.

Natural Thin Veneer

Natural thin veneer adalah batuan alam yang dibuat menjadi lapisan yang tipis yang kemudian ditempelkan pada permukaan dinding atau elemen eksterior lain. Batuan ini cukup kuat layaknya batuan alami, dengan harga yang lebih terjangkau karena ukurannya dibuat tipis.

Material ini juga relatif lebih mudah dipasang dibandingkan memasang batuan alami yang kadang permukaannya tidak rata, sehingga sedikit menyulitkan ketika dipasang di dinding. Ketebalannya pun relatif lebih kecil dibandingkan batuan alami, yakni hanya sekitar 1 sampai 1 ¼ inchi, sementara ketebalan batuan natural bisa mencapai 3 hingga 5 inchi, atau 2 hingga 3 kali lipat Thin Veneer. Dari segi warna, natural thin veneers memiliki variasi warna sama halnya dengan batuan alami.

Batu kali

Batu kali adalah batuan alam yang memiliki permukaan yang halus dan licin karena terbawa arus air. Batu kali biasa dimanfaatkan sebagai dasar kolam, bagian bawah perapian, atau pada jalan setapak. Kadang, batu kali juga dimanfaatkan untuk bahan pengisi pada pot bunga dan dijadikan ornamen pada taman.

Batuan natural

Menggunakan batuan alam atau batuan natural secara langsung sebagai salah satu bahan penyusun konstruksi bangunan sebenarnya merupakan teknik konstruksi bangunan yang paling tua. Biasanya batuan ini dijadikan fondasi rumah. Batuan ini hampir tidak menyentuh proses fabrikasi sama sekali. Dahulu, batuan alam dijadikan bahan bangunan dengan menambangnya langsung kemudian dibersihkan permukaannya dan dipoles sedikit, sehingga batuan ini lebih mudah dimanfaatkan untuk bahan bangunan.

eksterior_3

Desain Eksterior/Fasad Rumah dengan Ornamen Batu Alam

Elemen pada eksterior yang biasa disusun dari batuan

  • Siding atau Cladding dari batuan

Stone siding adalah siding atau cladding yang terbuat dari batuan yang biasa melekat pada eksterior rumah, terutama pada fasadnya. Untuk penggunaan pada siding atau cladding ini, batuan semacam batu gamping, granit, batu pasir atau batu paras biasa diterapkan. Stone veneer siding yang juga dikenal dengan sebutan faux stone siding bisa dipilih untuk siding atau cladding pada bangunan, dengan harga yang relatif lebih terjangkau tapi masih menampilkan tekstur dan tampilan permukaan layaknya batuan biasa.

  • Untuk jalan setapak atau jalan untuk mobil (driveway)

Driveway maupun pathway tak jarang memanfaatkan batuan untuk memberikan tekstur tambahan dan mengisi rongga – rongga yang kosong. Pada driveway, keberadaan batuan – batuan dengan teksturnya yang menonjol menjadikan jalan tidak licin, sehingga mobil tidak akan mudah tergelincir. Batuan ini tidak menjadi struktur mutlak penunjang driveway, melainkan hanya mengisi rongga yang kosong saja. Namun, penempatan batuan di driveway ini perlu perawatan khusus, mengingat batuan bisa saja bergeser dari tempatnya.

Sementara untuk jalan setapak atau pathway, keberadaan batuan alami ini mampu memberikan semacam terapi pijat refleksi pada kaki. Bahkan saat ini, hampir semua taman – taman di pusat kota menyediakan jalan khusus yang dipenuhi batu – batuan dengan berbagai macam tekstur sebagai sarana pijat refleksi untuk kaki.

  • Tungku atau tempat perapian dari batuan

Tungku api banyak yang disusun dengan memanfaatkan batuan alami. Tungku perapian ini bisa menambah kesan natural pada eksterior rumah, dan juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan bersama keluarga, misal untuk api unggun atau mengadakan barbeque. Keberadaan batuan pada tungku atau perapian ini menciptakan tekstur dan warna yang atraktif, terlebih jika dipadukan dengan konsep rumah log cabins. Meski kita bisa menggunakan batuan artifisial seperti veneer, namun disarankan untuk menggunakan batuan alami mengingat stone veneer mungkin tidak akan tahan terhadap suhu tinggi dari panasnya api dalam waktu lama.

Selamat mencoba 🙂

..

architectaria.com | Arsitek, Desain Interior, General Contractor

(Jika anda menganggap artikel ini bermanfaat, jika anda menikmati membaca artikel-artikel di web ini, anda dapat berlanggangan untuk membaca artikel ini melalui email. Silahkan klik DISINI jika anda ingin berlangganan membaca artikel dari architectaria.com melalui email).

No Comments Yet.

Leave a Comment