Ingin Mengecat Ulang Dinding Rumah Bersejarah? Berikut Alternatifnya!

cat-dinding-eksterior-1

Berbagai alternatif pilihan warna cat dinding yang biasa digunakan pada rumah di masa lalu dan bisa Anda terapkan saat ini.

Apakah Anda memiliki sebuah rumah yang cukup tua dan bersejarah? Beberapa rumah yang usianya sudah tua mungkin tak dapat lagi ditinggali. Namun dengan sedikit restorasi pada rumah bersejarah tersebut, kita bisa memiliki kembali rumah tua tersebut dengan tampilan baru. Salah satunya dengan cara mengembalikan lagi tampilan fasadnya agar nampak seperti bangunan klasik, namun terlihat lebih segar. Hal ini bisa diwujudkan dengan melakukan pengecatan ulang pada dinding luar rumah tersebut.

Mengingat rumah yang akan dicat ulang adalah rumah yang dibangun puluhan tahun yang lalu, ada baiknya Anda mempertimbangkan menggunakan warna cat yang banyak diaplikasikan pada bangunan rumah pada waktu lampau. Hal ini demi mengulang kembali akan ingatan kita di masa lalu tentang rumah tersebut. Adapun untuk pemilihan cat yang tepat, sebaiknya disesuaikan dengan tipe atau desain rumah bersejarah.

Tipe desain arsitektur rumah bersejarah

Rumah – rumah bersejarah biasanya memiliki tipe arsitektur Victorian, Art Deco, atau Kolonial.  Kebanyakan arsitektur tersebut menampilkan warna yang hidup dan cerah, namun tidak menggabungkan dua warna atau lebih yang saling kontras satu sama lain. Warna – warna yang dihadirkan cenderung meningkatkan nuansa optimisme.

  • Warna untuk rumah bersejarah gaya kolonial

Rumah kolonial ini kental akan nuansa putih kekuningan. Putih merupakan warna dasar yang hampir bisa ditemui di setiap rumah kolonial, terutama untuk eksteriornya. Selain itu, warna yang paling sering digunakan pada rumah kolonial adalah warna kuning gading.  Selain warna putih agak kuning, alternatif warna untuk rumah kolonial adalah abu – abu yang lembut, warna merah (biasanya banyak dihadirkan pada rumah kolonial yang dimiliki kaum Tionghoa), dan warna cokelat. Beberapa warna lain, seperti biru dan hijau pastel juga sering dipilih, namun biasanya hadir hanya sebagai aksen untuk interiornya. Jarang yang menghadirkan dua warna itu sebagai warna ekterior rumah kolonial.

  • Warna  rumah bersejarah ala Victoria

Rumah ala Victoria biasanya memanfaatkan lebih dari 1 warna, terutama untuk aksennya. Adapun secara umum, rumah – rumah Victoria memiliki nuansa warna yang lembut dan natural, dengan aksen warna yang cerah dan cukup stand-out. Warna yang biasa digunakan sebagai warna dasar adalah warna biru atau hijau dengan sedikit abu – abu, lalu dikombinasikan dengan warna merah bata atau warna pink mawar untuk pintu atau frame pada jendela.

Jika kita lihat dengan seksama, di era ini banyak dijumpai warna – warna baru yang tidak banyak atau bahkan belum pernah dihadirkan pada gaya desain arsitektur sebelumnya. Alasanya, era ini merupakan era kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan banyak teknologi baru mulai diciptakan, yang akhirnya mampu menghasilkan cat dengan warna – warna yang baru. Tak heran jika rumah – rumah mayoritas dicat dengan lebih dari satu warna, mulai dari warna topaz hingga emas, warna merah muda, hingga kuning. Namun, trend penggunaan cat warna – warni pada eksterior rumah Victoria ini mulai memudar setelah menginjak abad ke 20.

  • Warna rumah bersejarah dengan gaya arsitektur Suburban Modern

Gaya desain arsitektur ini muncul di era tahun 1950an dan kental akan ciri khas penggunaan  warnanya yang cerah dan terang. Warna yang biasa dipilih untuk dihadirkan pada gaya desain arsitektur suburban modern adalah warna oranya, kuning, dan biru muda, dengan aksen – aksen yang berkomplemen.

cat-dinding-eksterior-2

Pemilihan Warna Cat Untuk Eksterior Rumah

Warna cat pada rumah bersejarah di era 1960

Rumah bersejarah yang didirikan tahun 1960an biasanya memiliki kiblat arsitektur yang beragam, salah satunya  rumah dengan arsitektur ranch style. Meskipun di era ini banyak gaya desain baru yang bermunculan maupun gaya desain lama yang masih bertahan, namun semuanya memiliki karakter atau ciri khas yang hampir sama, yaitu penggunaan warna yang dramatis untuk eksteriornya.

  • Warna dengan kontras yang cukup tajam

Rumah tua di era 1960an banyak menggunakan warna – warna cerah. Misalnya adalah kombinasi warna oranye dan merah. Pada rumah tradisional dengan ranch style, siding atau dinding eksterior rumah biasa dicat dengan warna biru atau hijau ketimbang warna putih. Sementara itu, pintu dan frame atau trim pada jendela biasa dicat dengan warna kuning atau warna koral guna memberi kesan kontras yang lebih tajam.

  • Penggunaan dua atau tiga warna yang hampir sama

Variasi warna pada rumah tahun 1960an cenderung mengadaptasi roda warna, sehingga jangan heran jika sebuah rumah menghadirkan dua hingga tiga warna sekaligus yang nampak mirip atau senada satu sama lain. Yang membedakan hanyalah corak warnya, contohnya adalah penggunaan warna hijau yang dipadukan dengan warna hijau kebiruan, warna oranye dengan merah, atau warna kuning dan oranye. Namun di pertengahan dekade, warna – warna yang banyak dipilih adalah kombinasi warna yang lebih membumi, contohnya warna hijau alpukat dengan warna hijau pandan, dan warna cokelat tanah dengan warna kuningan.

  • Warna pastel seperti Ice Cream

Warna – warna pastel misalnya warna peach, strawberry pink, blueberry, dan pistachio ice creams kerap digunakan untuk warna dinding eksterior rumah tahun 1960an, terutama rumah atau bangunan berukuran kecil dan biasanya terletak di area pesisir pantai. Creamy white adalah warna yang ideal untuk dijadikan warna komplemen untuk warna – warna ice cream ini.

Selamat mencoba 🙂

..

architectaria.com | Arsitek, Desain Interior, General Contractor

Untuk Anda yang berada diwilayah JABODETABEK dan membutuhkan jasa arsitek, desain interior dan jasa kontraktor untuk membangun/merenovasi rumah, silahkan menghubungi kami melalui nomor: 081229400888, 087710400888, 021-83836281, atau 0251-9195383 (Bogor).

(Jika anda menganggap artikel ini bermanfaat, jika anda menikmati membaca artikel-artikel di web ini, anda dapat berlanggangan untuk membaca artikel ini melalui email. Silahkan klik DISINI jika anda ingin berlangganan membaca artikel dari architectaria.com melalui email).

No Comments Yet.

Leave a Comment