Desain Warehouse + Studio dan Galeri Seni Edmund de Waal karya DSDHA

desain_warehouse_dan_studio_1

Desain warehouse/gudang yang diubah menjadi studio serta galeri seni Edmund de Waal yang terang karya DSDHA.

Sebuah gudang atau warehouse idealnya digunakan untuk menyimpan barang – barang produksi atau stok. Warehouse ini biasa ditemukan pada pabrik – pabrik, perusahaan manufaktur, distributor, dan perusahaan ekspor impor. Di samping itu, gudang identik dengan kesan kusam, berdebu, dan gelap. Tapi, khusus untuk gudang atau warehouse kali ini, Anda akan dibuat sedikit takjub.

Warehouse ini sangat terang dan lapang, dengan banyaknya cahaya alami yang memasuki ruangan. Warehouse ini juga difungsikan sebagai studio seni dan galeri seni karya seniman British firm Edmund de Waal. Adapun tampilan interior gudang bisa kita lihat pada gambar – gambar karya Hélène Binet berikut ini.

Deskripsi singkat mengenai proyek studio Edmund de Waal

Klien: Edmund de Waal

Arsitek: DSDHA

Tim proyek: David Hills, Deborah Saunt, Martin Pearson, Edward Simpson, Natalie Barton

Kontraktor: BRAC kontrak Ltd

Insinyur struktur: Harga & Myers

Insinyur layanan: Skelly dan sofa

Surveyor kuantitas: Stockdale Ltd

desain_warehouse_dan_studio_2

Desain Arsitektur Warehouse dan Studio – View 2

DSDHA merupakan studio arsitektur yang didapuk mengeksekusi proyek warehouse ini. Warehouse ini berlokasi di sebelah selatan London, Inggris.  Warehouse yang kini berubah menjadi galeri seni dan studio ini dulunya merupakan bekas gudang amunisi. Kala itu, di tahun 2005, pemimpin DSDHA, Deborah Saunt dan David Hill, diminta untuk membangun dan merenovasi gudang yang begitu luas untuk dijadikan galeri sekaligus area berkarya.

desain_warehouse_dan_studio_12

Desain Arsitektur Warehouse dan Studio – View 3

Edmund de Waal, yang juga dikenal sebagai penulis The Hare with Amber Eyes, meminta untuk dibuatkan sebuah interior dengan berbagai ruang, termasuk area untuk berkarya yang melibatkan penggunaan porselen dalam ukuran yang besar yang nantinya akan dibuat sebuah karya seni. Di samping itu, sang seniman juga meminta adanya ruang-ruang yang lebih intim dan privat untuk membaca atau duduk dengan tenang pada potter’s wheel.

Studio dan galeri seni dibuat dengan mempertahankan karakter dan volume gudang

Terletak di sebuah area industri kecil, bangunan gudang itu terdiri dari dua struktur – gudang dengan konsep open-plan, yang diikuti dengan area perkantoran bertingkat dua.

desain_warehouse_dan_studio_4

Desain Arsitektur Warehouse dan Studio – View 4

Konsep utamanya adalah untuk mempertahankan karakter dan volume gudang. Jika sebelumnya di area ini terdapat sekat – sekat yang memisahkan antar bagian, sekat – sekat tersebut perlahan – lahan dihilangkan dengan hati – hati guna menciptakan area  double-height untuk menampilkan karya seninya dan menciptakan integrasi antara bagian – bagian dalam gudang secara keseluruhan.

Grand studio, perpustakaan, kantor, ruang kerja dan sebuah galeri informal

Di pusat bangunan ini terdapat area grand studio, yang lebarnya mencakup hampir sebagian besar bangunan gudang ini.

desain_warehouse_dan_studio_11

Desain Arsitektur Warehouse dan Studio – View 5

Di sekitar ini, terdapat ruang – ruang yang lebih kecil, termasuk sebuah perpustakaan dan ruang menulis, sebuah kantor, dan serangkaian ruang yang dimanfaatkan untuk proses pemodelan clay.

desain_warehouse_dan_studio_9

Desain Arsitektur Warehouse dan Studio – View 6

desain_warehouse_dan_studio_10

Desain Arsitektur Warehouse dan Studio – View 7

Pintu masuk bangunan warehouse ini langsung mengarah pada tangga yang dirancang guna berfungsi sebagai sebuah galeri informal.

Sebuah Vitrine yang dipasang pada lantai beton yang dipoles mampu menciptakan area display untuk memajang karya seni dari keramik. Area ini cukup terlindungi, sehingga karya yang dipajang di sini cukup aman. Sementara itu, pada dindingnya terpasang  wall-mounted frame guna memajang karya seni keramik yang ukurannya lebih kecil.

Pengunjung diperlihatkan secara langsung bagaimana proses pembuatan karya seni

Seorang anggota tim dari DSDHA menyebutkan bahwa ketika memasuki area masuk warehouse, pengunjung akan langsung diperkenalkan pada area kerja sang seniman.  Hal ini menciptakan pemandangan yang tak terduga bagi para pengunjung, di mana mereka diperlihatkan secara langsung bagaimana proses pembuatan karya seni yang terpajang di sini.

desain_warehouse_dan_studio_5

Desain Arsitektur Warehouse dan Studio – View 8

Tangga yang ada di gudang ini langsung mengarah ke perpustakaan dan writing studio yang ada di lantai atas.  Sementara itu, terdapat pintu di bagian belakangnya yang langsung mengarah ke ruang studio.

Skylight pada gudang memungkinkan intensitas cahaya matahari yang konsisten

Skylight juga merupakan fitur yang bisa kita temui di gudang ini. Wajar jika interior gudang ini menjadi begitu terang karena limpahan cahaya matahari yang berasal dari skylight. Skylight ini menghadap utara dan membentang sepanjang lebar atap guna memungkinkan intensitas cahaya matahari yang konsisten. Sang arsitek juga menambahkan serangkaian bangku kerja yang dipesan secara khusus untuk mengakomodasi kebutuhan seniman dan artisnya dalam menciptakan karya – karya seni.

desain_warehouse_dan_studio_7

Desain Arsitektur Warehouse dan Studio – View 9

Menampilkan karya seni  dengan cara yang tidak biasa

Karena begitu luasnya area warehouse ini, hal ini memungkinkan De Waal untuk menampilkan karya seninya dengan cara yang tidak biasa dan berbeda dari studio sebelumnya, bahkan dari seluruh galeri yang ada di dunia.

Sebuah jendela baru yang diinstal di dinding gudang ini menawarkan pemandangan sebuah halaman kecil sepanjang tepi selatan bangunan.

DSDHA juga menambahkan sebuah partisi sepanjang satu sisi ruang, screening ruang pembakaran dan ceramic glazing, yang tersamarkan dengan adanya lantai mezzanine di mana di sana terdapat potter’s wheel yang biasa digunakan seniman tersebut.

desain_warehouse_dan_studio_3

Desain Arsitektur Warehouse dan Studio – View 10

Interior berwarna putih untuk membuat backdrop yang netral untuk memajang karya seni

Selain lantai betonnya yang masih berwarna abu-abu gelap,  secara keseluruhan interior warehouse ini telah selesai di cat putih untuk membuat backdrop yang netral untuk memajang karya seni, sehingga pengunjung bisa dengan seksama menikmati karya seni ini tanpa terganggu dengan tampilan dinding warna – warni.

Sang arsitek berusaha untuk menyatukan ruang melalui penggunaan material – material dengan warna yang netral dan palet, sehingga tercipta lingkungan kerja yang tenang dan penuh cahaya. Hal ini menimbulkan hubungan yang seimbang antara pembuatan karya seni, display, dan kontemplasi.  Bangunan ini menampilkan cara baru untuk memahami ruang sebagai latar belakang untuk berkarya dan mengembangkan ide-ide.

(image source by: www.dezeen.com)

..

architectaria.com | Arsitek, Desain Interior, General Contractor

(Jika anda menganggap artikel ini bermanfaat, jika anda menikmati membaca artikel-artikel di web ini, anda dapat berlanggangan untuk membaca artikel ini melalui email. Silahkan klik DISINI jika anda ingin berlangganan membaca artikel dari architectaria.com melalui email).

No Comments Yet.

Leave a Comment