Tiga Macam Jenis Arsitektur Masjid
Tips desain arsitektur bangunan masjid – Beragam model arsitektur masjid mulai dari jaman dahulu hingga di era sekarang.
Sejak abad ke-7, Masjid telah banyak dibangun di seluruh dunia. Meskipun ada beberapa jenis arsitektur masjid, nampaknya tiga bentuk dasar ini menjadi acuan dasar arsitektur masjid hingga sekarang. Masih dalam suasana ramadhan, kali ini kita akan diajak mengenal lebih dekat tentang arsitektur masjid.
1. Masjid Hypostyle
Tempat ibadah bagi umat Islam, terinspirasi oleh arsitektur kediaman Nabi Muhammad dan dinamai masjid hypostyle. Jenis ini tersebar luas ke seluruh negara Islam. Masjid besar Kairouan, Tunisia, adalah contoh masjid tipikal hypostyle. Masjid ini dibangun pada abad kesembilan oleh penguasa Dinasti Aghlabid. Masjid ini adalah masjid batu besar, berbentuk persegi panjang dengan aula yang dibuat hypostyle (didukung oleh kolom-kolom) serta inner courtyard. Masjid ini dilengkapi menara bertingkat tiga dan dikenal sebagai menara lonceng Suriah. Menara ini mungkin awalnya didasarkan pada bentuk mercusuar Romawi kuno. Interior Masjid memiliki banyak kolom – kolom yang menjadikannya kental nuansa hypostyle.
Masjid tersebut dibangun di bekas Bizantium, dan arsitek menggunakan kembali material dari bangunan lama untuk mendirikan masjid ini, misalnya penggunaan spolia. Di sebelah kanan sisi mihrab Masjid, terdapat maqsura, area khusus yang disediakan untuk penguasa yang bisa ditemui di beberapa. Selain maqsura, terdapat juga mimbar bagi cendekiawan, biasanya digunakan untuk ceramah atau penyebaran ilmu agama. Baik maqsura maupun mimbar diukir dari kayu jati yang diimpor dari Asia Tenggara.
Gaya desain arsitektur masjid hypostyle banyak diaplikasikan hingga abad ke dua belas, sebelum diperkenalkannya desain masjid empat iwan. Namun, keberadaan kolom – kolom yang kental akan nuansa hypostyle masih tetap dipertahankan dan digunakan untuk memberi kesan masjid nan agung, calah satu contoh yang paling terkenal adalah Masjid Kordoba, yang menggunakan lengkungan dua warna dan dua deretan untuk menekankan efek optik aula yang menakjubkan.
2. Masjid Empat Iwan
Iwan adalah ruang berkubah yang terbuka di satu sisi guna berfungsi sebagai halaman. Iwan merupakan elemen arsitektur masji yang dikembangkan di Iran yang khusus melambangkan arsitektur monumental dan imperial, sehingga membuat masjid jenis ini kental akan arsitektur Persia. Masjid besar Isfahan merupakan contoh masjid yang sebelumnya menerapkan desain arsitektur hypostyle, lalu diubah menjadi masjid dengan empat iwan.
Seperti sebuah masjid hypostyle yang lain, tata letak diatur di sekitar halaman terbuka yang luas. Namun, di dalam masjid empat-iwan, setiap dinding halaman diselingi dengan ruang berkubah yang monumental, atau disebut iwan. Iwan dirancang agar menghadap kiblat, dan merupakan elemen terbesar dalam masjid dan didekorasi secara lengkap. Di sini, terdapat dua buah menara masjid yang mengapit iwan.
Desain Arsitektur Bangunan Masjid di Kosovo
3. Mesjid Terpusat
Masjid dengan tata letak terpusat merupakan masjid yang banyak didirikan di bawah Kekaisaran Ottoman. Dalam merancang masjid terpusat ini, para arsitek Ottoman yang sangat dipengaruhi oleh desain arsitektur Hagia Sophia di Istanbul, yang merupakan gereja terbesar di Bizantium dan salah satu bangunan yang memiliki sebuah kubah monumental yang terletak di tengah – tengah bangunan pusat. Model masjid inilah yang merupakan model masjid yang banyak diterapkan di Indonesia. Adapun masjid yang dianggap karya terbesar dari aksitektur Ottoman adalah Masjid Selim II, di Edirne, Turki. Di masjid Selim, desain yang diadaptasi telah disempurnakan dan jauh lebih sederhana, di mana interiornya berbentuk segi delapan. Keselarasan di dalam masjid ini diciptakan melalui lubang kecil dan lengkungan besar yang dibingkai oleh voussoirs joggled, yang mampu membawa cahaya dan warna ke dalam ruangan yang cukup besar.
Ketiga jenis masjid di atas adalah jenis masjid yang paling umum, dan paling signifikan dalam sejarah Islam. Meskipun ketiganya memiliki fitur yang umum, seperti mihrab dan menara, setiap orang akan mudah mengenali bahwa masing – masing jenis desain masjid memiliki fitur unik.
Masjid di Berbagai Belahan Dunia
Di beberapa negara di dunia, tak jarang kita melihat masjid dengan sentuhan regional, terutama masjid – masjid yang didirikan di negara non-Arab, seperti China, Afrika, dan Indonesia. Di negara – negara tersebut, pengaruh budaya dan material lokal sangat terasa. Misalnya di Indonesia, kita mengenal masjid kudus dengan sebuah menara yang mendapat pengaruh dari kepercayaan hindu.
Sementara itu, masjid Djingarey Berre di Timbuktu, Mali, juga sangat unik karena masjid ini didesain dengan nuansa Afrika Barat, dibuat dari tanah, yang merupakan material utama yang kerap dipakai pada bangunan – bangunan. Di China, masjid – masjid juga kerap dilengkapi dengan arsitektur china dengan ornamennya yang khas. Salah satu masjid dengan arsitektur China adalah masjid yang terletak di Xian, China.
Masjid Kontemporer
Arsitektur masjid kontemporer merupakan campuran gaya, gambar dari tradisi arsitektural yang beragam untuk menciptakan sesuatu yang baru namun tetap dengan nuansa Islam. Masjid kontemporer ini banyak kita temukan di negara – negara barat, atau di kota – kota besar di Indonesia. Biasanya masjid kontemporer ini tampak sangat modern dari luar, dengan nuansa minimalis, dengan banyaknya elemen garis ketimbang lengkungan. Masjid – masjid modern kontemporer ini juga jarang menghadirkan menara di sampingnya. Namun, elemen wajib, seperti mihrab dan mimbar tetap dihadirkan dalam masjid kontemporer ini.
Selamat mencoba 🙂
..
architectaria.com | Arsitek, Desain Interior, General Contractor
Untuk Anda yang berada diwilayah JABODETABEK dan membutuhkan jasa arsitek, desain interior dan jasa kontraktor untuk membangun/merenovasi rumah, silahkan menghubungi kami melalui nomor: 081229400888, 087710400888, 021-83836281, atau 0251-9195383 (Bogor).
(Jika anda menganggap artikel ini bermanfaat, jika anda menikmati membaca artikel-artikel di web ini, anda dapat berlanggangan untuk membaca artikel ini melalui email. Silahkan klik DISINI jika anda ingin berlangganan membaca artikel dari architectaria.com melalui email).