Review Desain Árborg House di Pinggiran Lembah Gletser di Islandia oleh PK Arkitektar
Ulasan mengenai desain rumah dengan material beton karya PK Arkitektar dengan model tertutup dan berada pada dataran tinggi di atas sungai gletser di Islandia.
Sebagai orang yang tinggal di daerah tropis dengan dua musim seperti di Indonesia, wajar bila kita sering bertanya – tanya bagaimana rasanya tinggal di negara empat musim. Salah satu hal yang membuat penasaran adalah adanya salju yang turun di negara dengan empat musim tersebut. Bagi masyarakat Indonesia terutama yang belum pernah ke luar negeri, tentu rasa penasaran tentang salju menggelayut di benak kita semua.
Jika Anda penasaran seperti apa tinggal di daerah yang bersalju, mengunjungi Islandia mungkin adalah pilihan yang tepat. Di negara ini, tepatnya di kota Reykjavik, sebuah rumah yang didesain khusus untuk liburan baru saja dibangun. Namun, bukan sembarang rumah yang akan kita lihat di sini, melainkan sebuah rumah yang unik dikarenakan lokasinya yang boleh dibilang cukup aneh dan ‘ekstrim’ seperti yang ada di gambar berikut ini yang diabadikan oleh Rafael Pinho dan Helge Garke.
Desain Eksterior – View 2
Bangunan tersebut merupakan Árborg House yang dibangun tepat di tepian lembah di mana di bawahnya mengalir aliran sungai gletser, yakni salju yang mencair. Sungai gletser tersebut biasa disebut Hvita river. Untuk mencapai lokasi ini, diperlukan perjalanan dua jam dari pusat ibu kota Islandia dengan menggunakan kendaraan roda empat. Lembah ini tak hanya dingin dan ekstrim, tapi juga ditumbuhi banyak lumut di sekililingnya. Di musim dingin, biasanya airnya akan membeku menjadi es. Namun di kala musim semi, es akan mencair dan sungainya akan mengalirkan bongkahan – bongkahan es ke sungai sepanjang 100km.
Sekilas tentang Arborg House
Pada pembangunan rumah ini, PK Arkitektar, yang merupakan studio arsitektur lokal, yang dipercaya menjalankan proyek arsitektural ini. Proyek ini merupakan bangunan rumah satu lantai dengan model tertutup dan dikelilingi beton. Selain itu, tekstur bangunan ini juga cukup menarik perhatian karena terdiri atas garis – garis vertikal yang disertai batuan kerikil yang diambil langsung dari sungai gletser yang mengalir di bawahnya.
Desain Eksterior – View 3
Keberadaan lumut di lingkungan sekitar
Karena kondisi lingkungan yang cukup dingin, tak ayal, banyak lumut yang tumbuh disekelilingnya. Lumut yang semula tumbuh di area yang akan menjadi pondasi dari bangunan ini kemudian dipindahkan ke bagian atap bangunan. Meskipun bagi beberapa orang lumut tidaklah berperan cukup signifikan dan jarang digunakan sebagai elemen arsitektural, namun pada proyek ini, lumut – lumut tersebut dirawat dengan hati – hati, baik ketika proses pemindahan lumut dari tanah hingga proses perawatan reguler setelah lumut selesai dipindahkan ke atap.
Untuk memasuki bangunan rumah ini, Anda mesti berjalan menyusuri koridor yang cukup panjang hingga akhirnya mencapai halaman belakang, melewati bagian garasi. Berbatasan dengan koridor utama, terdapat kamar tidur tamu yang bisa diakses dengan menyusuri koridor lain yang bersebelahan dengan pintu masuk.
Desain Arsitektural Arborg House
Arbourg House ini didesain dengan volume yang linear yang diposisikan tegak lurus dengan dimensi ruang ini. Kemudian, volume tersebut dilapisi dengan kaca melewati facade terpanjang hingga menghadap pemandangan lembah serta pegunungan di sebelah baratnya.
Desain Interior – View 1
Desain Interior – View 2
Pada section ini, kita akan menemukan ruangan – ruangan vital lain, misalnya dapur, ruang makan, ruang tamu, serta kamar tidur utama. Semua ruangan tersebut diatur secara berjejeran di sepanjang section ini yang dihubungkan dengan dinding kaca, sehingga pemandangan luar di sekitar rumah bisa diakses di berbagai ruangan tanpa adanya penghalang.
Desain Interior – View 3
Bagian interior Arborg House
Jika pada bagian eksteriornya terdapat ornamen berupa batuan kerikil yang sekaligus menciptakan tekstur yang bergerigi dan tak rata, di bagian interiornya justru kesan haluslah yang ditonjolkan. Kesan ini didapat dari penggunaan beton dan kayu jati, yang mampu menyamarkan keberadaan lemari dan laci, seperti yang terdapat di dapur. Kayu jati juga banyak ditemui pada bagian langit – langit dan lantainya.
Desain Interior – View 4
Desain Teras dengan keberadaan Infinity Pool
Penggunaan kayu ini bisa terus kita temui hingga berlanjut ke bagian teras. Hal ini bertujuan agar kayu yang diterapkan pada teras ini bisa lebih menyatu dengan lanskap serta pemadangan alam sekitar. Sang arsitek berujar, “Pintu – pintu dan teras – teras dilindungi dengan papan kayu jati agar tercipta harmonisasi warna yang menyesuaikan dengan warna beton pada eksteriornya serta warna lumut yang tumbuh di sekelilingnya.“
Desain Interior – View 5
Juga, di dekat teras bisa kita temui sebuah infinity pool yang mengandung hot tub sirkuler. Pada lantainya, terdapat batuan koral yang diambil langsung dari palung sungai yang ada di dekat bangunan ini. Keberadaan infinity pool ini seakan – akan ingin merefleksikan keberadaan sungai gletser yang ada di bawahnya.
Desain Eksterior – View 4
Dari keseluruhan proyek ini, bisa disimpulkan bahwa sang arsitek mencoba mengadopsi unsur alam dengan memasukkan material alami seperti kayu jati, kerikil, dan beton pada elemen arsitektural dalam rumah dan penggunaan material pabrikan sebisa mungkin diminimalisir. Sehingga, keberadaan rumah ini diharapkan bisa menyatu (blend) dengan kondisi sekitar.
(image source by: www.dezeen.com)
..
Architectaria – Arsitek dan Perencana
(Jika anda menganggap artikel ini bermanfaat, jika anda menikmati membaca artikel-artikel di web ini, anda dapat berlanggangan untuk membaca artikel ini melalui email. Silahkan klik DISINI jika anda ingin berlangganan membaca artikel dari architectaria.com melalui email).