Proyek Pengembangan Musium di Harvard Art Museum karya Renzo Piano
Review proyek pengembangan fasilitas milik Harvard Art Museum di Boston, Massachusetts, dengan penambahan sebuah sayap galeri baru.
Arsitek Italia, Renzo Piano, baru saja menyelesaikan proyek renovasi dan pengembangan fasilitas milik Harvard Art Museum di Boston, Massachusetts, dengan menambahkan sebuah sayap galeri baru dan mengubah area yang sebelumnya difungsikan sebagai halaman menjadi atrium top-lit.
Proyek upgrade fasilitas milik Harvard Art Museum: Museum Fogg, Museum Busch-Reisinger dan Museum Arthur M Sackler
Renzo Piano Building Workshop telah memperluas ruangan di dalam musium ini sebesar 40 persen, yang masih dalam satu kompleks Harvard Art Museum dan terdiri atas tiga bangunan meliputi Museum Fogg, Museum Busch-Reisinger dan Museum Arthur M Sackler. Tak cukup itu saja, sang arsitek bersama dengan timnya juga menambahkan sudut – sudut baru yang memungkinkan pengunjung agar bisa memasuki museum – museum ini dan mengakses koleksinya lebih mudah. Foto – foto karya Michel Denancé dan Nic Lehoux di bawah ini akan memperlihatkan bagaimana sudut – sudut bangunan yang baru selesai dibuat dengan apik.
Desain Pengembangan Harvard Art Museum – View 2
Pada tahun 1925, telah diadakan proyek renovasi dan ekstensi musium. Namun kini, ruang – ruang tambahan itu dihancurkan untuk memberikan akses jalan bagi pengunjung, yang lokasinya terletak di sepanjang Prescott Street. Pengunjung dapat masuk baik dari pintu masuk yang baru yang ada di jalan ini, atau berjalan menuju Quincy Street untuk memasuki pintu masuk yang sebenarnya.
Desain Pengembangan Harvard Art Museum – View 3
Kompleks Harvard Art Museum, dipusatkan di sekitar halaman Calderwood yang telah dipugar. Area ini kini dijadikan sebagai jantung bangunan, wadah bagi interaksi sosial banyak terjalin. Arcade yang mengkilap juga baru ditambahkan pada tiga tingkat di atas, serta atap transparan yang dipasang overhead.
Desain Pengembangan Harvard Art Museum – View 4
Sebuah toko dan kafe juga telah ditambahkan pada bangunan ini, tetapi sang arsitek masih sangat hati-hati dalam menambahkannya demi mempertahankan pemandangan di sekitar Le Corbusier Carpenter Center for the Visual Arts, selain juga pemandangan lingkungan perumahan sekitarnya.
250.000 lebih item menjadi koleksi musiumyang disimpan di musium ini
Barisan tangga – tangga menuju ke atas maupun ke bawah tanah mampu memberi sebuah akses untuk pengunjung menuju enam tingkatan yang ada di galeri ini, yang meliputi akses menuju ruang – ruang kelas, ruang kuliah, dan area studi baru di mana siswa, peneliti dan masyarakat dapat mengakses tiap bagiannya. Di sini, mereka akan menemukan 250.000 lebih item yang menjadi koleksi, namun tidak untuk dipamerkan.
Desain Pengembangan Harvard Art Museum – View 5
Desain Pengembangan Harvard Art Museum – View 6
Sang arsitek juga menciptakan satu pusat studi seni di masing – masing museum. Masing-masing terdiri dari sebuah resepsi yang besar dan dua ruang seminar, sehingga memudahkan pengunjung dan siswa untuk membandingkan objek dan karya-karya seni dari berbagai budaya dan periode waktu.
Desain Pengembangan Harvard Art Museum – View 7
Penambahan lain termasuk taman musim dingin yang memproyeksikan salah satu satu fasad, dan keberadaan “lightbox gallery”, yakni sebuah area untuk seni dan teknologi, dengan birds-eye view ke bawah hingga ke atrium halaman.
Desain Pengembangan Harvard Art Museum – View 8
Bangunan yang indah layaknya sebuah karya seni yang abadi
Presiden Harvard, Drew Gilpin Faust, mengungkapkan bahwa Renzo Piano telah merancang sebuah musium yang indah layaknya sebuah karya seni yang abadi, dan juga bijaksana layaknya apa yang dipikirkan dan dilakukan orang-orang yang akan bekerja dan belajar di dalamnya.
Desain Pengembangan Harvard Art Museum – View 9
Desain Pengembangan Harvard Art Museum – View 10
Hal ini tentu saja akan memperluas cara pandang tentang bagaimana kita memanfaatkan seni dan menciptakan seni pada musium sebagai bagian dari kurikulum. Tak hanya itu, keberadaan bangunan ini akan turut serta mengajak seluruh elemen masyarakat di sekitar, serta pengunjung, untuk menikmati beberapa warisan dan benda koleksi universitas yang sangat berharga dan nilainya tak tertandingi.
Desain Pengembangan Harvard Art Museum – View 11
Desain Pengembangan Harvard Art Museum – View 12
Beton, baja struktural dan louvres kayu, terlihat kontras dengan material batu bata
Proyek ekstensi ini dibangun dengan menggunakan bahan modern, yang meliputi beton, baja struktural dan louvres kayu, yang mampu menawarkan kontras dengan material batu bata yang ada pada fasad Museum Fogg, yanki sebuah musem yang sudah berdiri sejak 1927. Bangunan museum ini secara hati – hati dipertahankan mengingat nilai historisnya yang begitu tinggi.
Desain Pengembangan Harvard Art Museum – View 13
Desain Pengembangan Harvard Art Museum – View 14
Desain Pengembangan Harvard Art Museum – View 15
Penambahan area baru seluas 18.500 meter persegi ini cukup menarik banyak perhatian pengunjung. Area ini dibuka selama akhir pekan dengan peresmian pameran yang didedikasikan untuk seniman Markus Rothko dan Rebecca Horn.
Desain Pengembangan Harvard Art Museum – View 16
Desain Pengembangan Harvard Art Museum – View 17
Deskripsi general proyek addition Harvard Art Museum, karya Renzo Piano
- Klien: Harvard Art Museum
- Arsitek: Renzo Piano Building Workshop, bekerjasama dengan Payette
- Tim Desain Musium: M Carroll and E Trezzani, with J Lee, E Baglietto, S Ishida, R Aeck, F Becchi, B Cook, M Orlandi, J Pejkovic, A Stern, and J Cook, M Fleming, J M Palacio, S Joubert, M Ottonello, F Cappellini, F Terranova, I Corsaro
- Struktur: Robert Silman Associates
- Teknik MEP, Desain pencahayaan, teknik Fasad, konsultasi building code dan LEED: Arup
- Teknik sipil: Nitsch Engineering
- Wood scientist: Anthony Associates
- Konsultan biaya: Davis Langdon
- Akustik: Sandy Brown Associates
- Arborist: Carl Cathcart
- Konsultan Restorasi musium: Building Conservation Associates
(image source by: www.dezeen.com)
..
architectaria.com | Arsitek, Desain Interior, General Contractor
(Jika anda menganggap artikel ini bermanfaat, jika anda menikmati membaca artikel-artikel di web ini, anda dapat berlanggangan untuk membaca artikel ini melalui email. Silahkan klik DISINI jika anda ingin berlangganan membaca artikel dari architectaria.com melalui email).