Planning, Scheduling, and Project Operation with Bar Chart and S-Curve (Perencanaan, Penjadwalan dan Pengendalian Proyek dengan Bar Chart dan S-Curve)
Tips dan langkah-langkah dalam membuat perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek, khususnya proyek konstruksi dengan menggunakan bar chart dan kurva-S.
Kita sudah sering membahas tentang tips-tips rumah, interior desain, pada kesempatan kali ini saya mencoba membuat tulisan tentang Manajemen Proyek Konstruksi. Proyek yang dimaksud adalah proyek konstruksi. Saya pribadi sangat percaya bahwa keberhasilan proyek konstruksi (mencapai tujuan akhir dengan menyelaraskan antara 3 tujuan utama proyek, yaitu : biaya yang optimal, mutu yang bagus dan waktu yang tepat) sangat dipengaruhi oleh kejelian perencana proyek (project planner) dalam menjadwal pelaksanaan suatu proyek kontruksi.
Bisnis konstruksi adalah sebuah bisnis yang memiliki batasan-batasan, proyek konstruksi pun diikuti oleh batasan-batasan tersebut. Batasan yang ada pada bisnis dan proyek kosntruksi diantaranya adalah:
– Adanya batasan waktu pelaksanaan
– Adanya batasan pemakaian jumlah tenaga kerja
– Adanya batasan pemakaian jumlah material
– Adanya batasan nilai dari sebuah proyek
– dsb.
Berbeda dengan bisnis lainnya, seperti industri, manufacture, assembling, garment, dsb. Pada industri-industri tersebut tidak ada batasan waktu pelaksanaan, karena proses produksi (secara normal) berlangsung sepanjang tahun dan terus menerus. Tidak ada batasan pemakaian tenaga kerja, karena kebutuhan tenaga kerja bisa bertambah seiring dengan pertambahan barang atau produk yang akan dihasilkan. Tidak ada batasan pemakaian material, karena kebutuhan akan material bisa meningkat atau ditambah Kuantitasnya seiring dengan kebutuhan pasar akan produk industri tersebut yang makin meningkat. Juga tidak ada batasan nilai proyek, karena nilai sebuah proyek bisa ditambah atau dikurangi sesuai dengan banyaknya produk atau barang yang ingin dihasilkan, misalnya pesawat telepon, pakaian, mie instant, kendaraan bermotor, barang dalam kemasan, dsb.
Coba bandingkan dengan bisnis konstruksi, sebuah perusahaan konstruksi (kontraktor) tidak bisa menambah waktu pelaksanaan proyek, karena proyek punya batasan waktu kapan sebuah proyek harus selesai. Kontraktor juga tidak bisa menambah penggunaan tenaga kerja, karena jumlah tenaga kerja telah disesuaikan dengan besarnya volume tiap item-item pekerjaan dalam sebuah proyek. Kontraktor juga tidak bisa menambah jumlah material, karena jumlah material juga ditentukan dari volume pekerjaan dalam sebuh proyek. Kontraktor juga tidak bisa menambah nilai dari sebuh proyek, karena nilai proyek ditentukan oleh pemilik (owner) proyek, bisa pemerintah atau mungkin juga pihak swasta.
Dari berbagai keterbatasan itu, maka proyek konstruksi membutuhkan perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek. Tujuannya adalah menyelaraskan antara biaya proyek yang optimal (saya tidak menyebut MURAH yah..), mutu pekerjaan yang baik/berkualitas, dan waktu pelaksanaan yang tepat. Karena ketiganya adalah 3 elemen yang saling mempengaruhi.
Ilustrasi dari 3 circles diagram diatas adalah :
- Jika biaya proyek berkurang (atau dikurangi) sementara waktu pelaksanaan direncanakan tetap, maka secara otomatis anggaran belanja material akan dikurangi dan mutu pekerjaan akan berkurang –> Secara umum proyek Rugi!
- Jika waktu pelaksanaan mundur/ terlambat, sementara tidak ada rencana penambahan anggaran, maka mutu pekerjaan juga akan berkurang –> Secara umum proyek Rugi!
- Jika mutu ingin dijaga, sementara waktu pelaksanaan mundur/terlambat, maka akan terjadi peningkatan anggaran belanja –> Secara umum proyek juga Rugi!
Inti dari 3 komponen proyek konstruksi tersebut adalah bagaimana menjadwal dan mengendalikan pelaksanaan proyek agar berjalan sesuai dengan schedule yang telah ditetapkan, selesai tepat pada waktunya, sehingga tidak terjadi pengurangan mutu pekerjaan atau penambahan anggaran belanja.
Berikut adalah contoh perencanaan, penjadwalan dan pengendalian pelaksanaan proyek dengan bar chart dan s-curve, proses penjadwalan ini saya pilih berdasarkan volume pekerjaan (Realitanya penentuan s-curve bisa berdasarkan volume pekerjaan, bisa juga berdasarkan nilai/harga tiap item pekerjaan).
Gambar diatas adalah layout pondasi dari sebuah rumah ukuran Panjang: 10 m dan Lebar: 7 m, dengan luas bangunan (A) : 70 m^2
PERHITUNGAN VOLUME
Pekerjaan Persiapan;
Galian tanah dasar tebal 10 cm –> Volume Pekerjaan = 70 m^2 x 0,1 m = 7 m^3
Pekerjaan Pas. Pondasi Batu Kali:
Luas Pondasi = ((0,3 x 1) + (1/2 x 0,3 x 1) x 2 ) = 0,3 + 0,3
Luas Pondasi = 0,6 m^2
Keliling Pondasi = 58,5 m –> Volume Pondasi = 0,6 m2 x 58,5 m = 35,1 m^3
Pekerjaan Sloof: –> Diambil, Dimensi sloof : 15 cm x 15 cm
Arah Memanjang:
– 0,15 x 0,15 x 10 x 2 = 0,450 m^3
– 0,15 x 0,15 x 6 = 0,1350 m^3
– 0,15 x 0,15 x 2 = 0,0450 m^3
– 0,15 x 0,15 x 3 = 0,0675 m^3
Arah Melintang:
– 0,15 x 0,15 x 7 x 2 = 0,315 m^3
– 0,15 x 0,15 x 3 x 3 = 0,135 m^3
– 0,15 x 0,15 x 3,5 = 0,07875 m^3
– 0,15 x 0,15 x 2 = 0,045 m^3
Total Volume Sloof = 1,3275 m^3
Pekerjaan Kolom:
Dimensi Kolom diasumsikan : 15 cm x 15 cm
Volume Kolom = Panjang x Lebar x Tinggi = 0,15 m x 0,15 m x 3,5 m = 0,07875 m^3
Jumlah kolom (n) pada gambar adalah 16 buah,
Total Volume Kolom = 0,7875 m^3 x 16 buah = 1,26 m^3
Pekerjaan Balok: –> Diambil, Dimensi Balok : 15 cm x 15 cm
Arah Memanjang:
– 0,15 x 0,15 x 10 x 2 = 0,450 m^3
– 0,15 x 0,15 x 6 = 0,1350 m^3
– 0,15 x 0,15 x 2 = 0,0450 m^3
– 0,15 x 0,15 x 3 = 0,0675 m^3
Arah Melintang:
– 0,15 x 0,15 x 7 x 2 = 0,315 m^3
– 0,15 x 0,15 x 3 x 3 = 0,135 m^3
– 0,15 x 0,15 x 3,5 = 0,07875 m^3
– 0,15 x 0,15 x 2 = 0,045 m^3
Total Volume Balok = 1,3275 m^3
Pekerjaan Dinding Bata:
Panjang Keliling : 58,5 m
Tinggi : 3,5 m
Tebal : 0,15 m
Volume Dinding = 58,5 m x 3,5 m x 0,15 m = 30,7125 m^3
Pekerjaan Lantai:
Luas : 7 x 10 = 70 m^2
Tebal : 0,1 m
Volume Lantai = 70 m2 x 0,1 m = 7,00 m^3
Pekerjaan Pelat Atap:
Volume Pelat Atap = panjang x lebar x tebal
Volume Pelat Atap = 10 m x 7 m x 0,15 m = 10,50 m^3
Volume Total Pekerjaan = ( 7 + 1,26 + 1,3275 + 35,1 + 30,7125 + 7,00 + 10,50 ) m^3
Volume Total Pekerjaan = 92,90 m^3 –> dibulatkan menjadi 93,00 m^3
Selanjutnya Volume Tiap-tiap pekerjaan, Volume Total, dan durasi masing-masing pekerjaan direkap dalam sebuah sheet seperti berikut ini:
Setiap pekerjaan memiliki durasi pelaksanaan. Contohnya pekerjaan persiapan memiliki durasi 2 minggu. Bobot pekerjaan (prestasi) dari pekerjaan persiapan setiap minggu adalah sebesar = 7 m^3 /2 minggu = 3,52 m^3/minggu. Dengan cara yang sama, maka seluruh prestasi setiap item pekerjaan telah diketahui.
Prestasi setiap item pekerjaan selanjutnya dijumlahkan untuk mendapatkan progress (prestasi) komulatif. Prestasi/progress komulatif harus berjumlah 100 % tepat pada saat proyek tersebut selesai dilaksanakan. Berikut adalah gambar S-Curve dari hasil perhitungan item pekerjaan diatas:
Jika sheet digabungkan maka gambar akan akan terlihat seperti berikut ini:
Hasil dari s-curve tersebut nantinya akan dijadikan sebagai panduan untuk mengendalikan pelaksanaan proyek. Dari s-curve tersebut sudah dihitung volume pekerjaan setiap minggu, ikuti angka-angka tersebut, sambil berharap tidak ada hal luar biasa seperti hujan yg berkepanjangan yg akan menunda pelaksanaan pekerjaan. Secara normal, jika s-curve tersebut diikuti maka kemungkinan proyek tersebut terlambat dan mengalami kerugian dapat dikurangi (kalau bisa tidak ada sama sekali).
Demikian artikel tentang perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek kali ini, pada artikel tentang perencanaan yang berikutnya, saya akan mencoba untuk memperlihatkan pada anda bagaimana menggabungkan antara volume pekerjaan pada s-curve dengan metode pengendalian material yang biasa dipergunakan pada bidang industri dan manufacture seperti metode Material Requirement Planning (MRP) dan metode Economic Order Quantity (EOQ). Dari hasil penggabungan tersebut nantinya akan diketahui kebutuhan material perhari selama proyek berlangsung, inventory status, sistem pemesanan, safety stock material, dsb. Dan berdasarkan hasil penggunaan metode tsb di 2 buah proyek gedung (5 lantai dan 8 lantai), metode tersebut mampu menjamin ketersediaan material selama proyek berlangsung sehingga proyek bisa selesai tepat waktu. Sementara jika proyek tersebut hanya menggunakan metode penjadwalan biasa seperti s-curve, pelaksanaanya terlambat diakibatkan persediaan material mingguan yang tidak terjadwal.
Selamat mencoba 🙂
..
architectaria.com | Arsitek, Desain Interior, General Contractor
Untuk Anda yang berada diwilayah JABODETABEK dan membutuhkan jasa arsitek, desain interior dan jasa kontraktor untuk membangun/merenovasi rumah, silahkan menghubungi kami melalui nomor: 081229400888, 087710400888, 021-83836281, atau 0251-9195383 (Bogor).
(Jika anda menganggap artikel ini bermanfaat, jika anda menikmati membaca artikel-artikel di web ini, anda dapat berlanggangan untuk membaca artikel ini melalui email. Silahkan klik DISINI jika anda ingin berlangganan membaca artikel dari architectaria.com melalui email).
Wah.. architectaria.com artikel nya bagus2 semua yah.
Thx.
pak, artikele apik, bisa gak minta contoh studi kasus untuk manajemen proyek yang dikerjakan dengan microsoft project, disertai bimbinganne
suwun lho pak
Ketemu blog bagus nih untuk arsitek. Isinya lumayan detail.
Thanks, semoga sukses dengan mentoring SAP2000 nya 😉
Artikel ini applicable banget. Perencanaan proyek memang paling penting. Proyek rumah sederhana, proyek gedung, proyek jalan raya, proyek jembatan dan semua proyek yg ada dalam bisnis konstruksi pada akhirnya sangat bergantung sama perencanaan proyek yang hebat. Trims buat artikel hebatnya pak Aria. Sukses selalu!
Thanks pak Rusdi
tolong kirimkan cara menghitung rencana anggaran biaya (RAB) untuk rumah 3 kamar
Jawab: Sudah ada kok artikel tentang perhitungan volume pekerjaan, analisa harga satuan dan Rencana anggaran biaya (RAB). Coba search di archives, kalau nggak salah artikel bulan januari. Kalau rumah 3 kamar, 5 kamar 10 kamar atau rumah 1 lantai, 2 lantai, 3 lantai cara menghitung RAB nya sama aja.. yang berbeda cuma nilai dan hasil akhirnya.
Design-nya bagus-bagus, artukelnya mudah dipahami (design rumah, exterior, interior. dst). adakah artikel atau gambar design untuk Bangunan air? informasi sofware khususnya untuk Survei Pemetaan?
Tolong ajarkan bagimana mendapatkan Persentace & Hari untuk mengisi Curve S
Jawab: Pertanyaan anda menarik sekali..
Presentase tiap item pekerjaan didapatkan dari persamaan : (Volume item pekerjaan A dibagi Volume pekerjaan total) x 100%. Untuk menyusun kurva S, termasuk menghitung presentasenya bisa dipilih berdasarkan volume pekerjaan atau harga satuan tiap item pekerjaan..
Kalau durasi pekerjaan itu tergantung dari “insting” perencana. Terserah saja durasi ditentukan berapa lama. Makanya saya katakan, tidak ada yang benar atau salah dalam perencananaan, penjadwalan dan pengendalian proyek konstruksi..yang ada adalah tepat/ideal atau nggak. Untuk mengecek penjadwalannya ideal atau nggak, nanti terlihat dari gambar kurva S nya..kalau garis kurvanya membentuk huruf “S” berarti penjadwalannya ideal.. tapi kalau fluktuatif, atau bentuk garis kurva nya gak berarturan berarti penjadwalan nya kurang ideal. Dari gambar kurva juga bisa ditentukan apakah semua resources (pekerja dan material) telah dipergunakan/dimanfaatkan secara optimal atau belum.. Garis kurva yang mendatar menandakan ada resource yang tidak dimanfaatkan, misalnya tenaga kerja menganggur.. Jika garis kurvanya turun berarti jumlah resource (tenaga kerja atau material) jumlahnya lebih besar daripada volume pekerjaan.. akibatnya terpaksa harus dilakukan pemecatan (walaupun sebenarnya ini harus dihindari, dan sebaiknya direncanakan sejak awal agar perencanaan proyek tersebut berjalan secara ideal)..Dalam tingkat yang lebih lanjut, kurva S dipergunakan untuk menentukan kebutuhan material perhari.. atau pemakaian tenaga kerja perhari, inventory status, safety stock, dsb.
Mas, mau tanya nih apakah penentuan hari/lama suatu pekerjaan ada acuannya?
trims
Jawab: Emm acuan pastinya yah “insting” perencana itu sebenarnya..Hahahaha. Makanya saya katakan, penjadwalan dan pengendalian proyek konstruksi itu gak bicara benar atau salah..tapi ideal atau nggak. Maksudnya ideal itu penjadwalan yang dibuat seharusnya bisa mengakomodasi 3 tujuan utama proyek konstruksi yaitu waktu yang tepat, biaya yg optimal (bukan murah loh yah), dan mutu yang baik.. Kembali lagi ke soal menentukan durasi, silahkan anda coba2 untuk menetukan durasi tiap2 pekerjaan.. trus gambarkan curva nya.. kalau kurvanya membentuk huruf “S” umumnya penjadwalan yg dibuat ideal.. tapi kalau fluktuatif yah ulangi dari awal.. trial and error gitu deh. That was the project planner does.. Make great planning also great scheduling 🙂
mas, kalo proyek2 besar bisa ga’ bar chart digunakan untuk membuat penjadwalannya??
Jawab: Semua penjadwalan basic nya Bar Chart mas yunus, bar chart kan digunakan untuk menentukan sekaligus menandai durasi..selanjutnya digunakan untuk menetukan progress pekerjaan. Jadi proyeknya besar atau kecil, tetep dimulai dari Bar chart.
oh ya, apa sih kekurangan bar chart dibandingkan dengan metode penjadwalan lain??tx
Jawab: Sebenanrnya bukan kekurangan bar chart mas Yunus. Mungkin lebih tepat jika disebut batasan. Bar chart digunakan untuk menetukan durasi s/d progress pekerjaan. Sementara dalam proses pengembangannya, metode penjadwalan yg lebih advance seperti MRP atau EOQ bisa digunakan untuk mengendalikan material dan tenaga kerja setiap minggu. Tapi metode MRP atau EOQ jika diterapkan dalam proyek konstruksi juga tetap membutuhkan Bar Chart sebagai step awal untuk menentukan durasi atau prosentase. Intinya, komponen penjadwalan tersebut saling melengkapi gitu deh 🙂
mau tanya saya suka barang2 properti design yang bergaya minimalist & futuristic..dan saya senang melihat koleksi yang anda punya..good job. 🙂
maaf pak,bisa ga minta di ajarin pembuatan workbreakdown structure untuk pekerjaan proyek bangunan skalanya besar.
trimakasih sebelumnya yaaa pak…
Jawab: Task 1 —> Subtask 1 (Task 1.1) —> Subtask 1.1 (Task 1.1.1)
Misalnya:
1. Pekerjaan Struktur
1.1. Kolom
1.1.1. Tulangan Utama/Tulangan Lentur
1.1.2. Tulangan Sengkang/Tulangan Geser
1.1.3. Beton u/ Kolom
1.1.4. Begisting
1.1.5 dsb
1.2. Balok
1.2.1. Tulangan Utama/Tulangan Lentur
1.2.2. Tulangan Sengkang/Tulangan Geser
1.2.3. Beton u/ Balok
1.2.4. Begisting
1.2.5 dsb
1.3. Pelat
1.3.1. Tulangan Tumpuan
1.3.2. Tulangan Lapangan
1.3.3. Tulangan Susut
1.3.4. Beton u/ Plat
1.3.5. Begisting
1.3.6 dsb
2. Pekerjaan Nonstruktur
2.1. Pekerjaan Dinding
2.1.1. Pasangan Bata
2.1.2. Plesteran
2.1.3. Acian
2.1.4. dsb
2.1. Pekerjaan Dinding
2.1.1. Pasangan Bata
2.1.2. Plesteran
2.1.3. Acian
2.1.4. dsb
2.1. Pekerjaan Lantai
2.1.1. Urugan Pasir dibawah lantai
2.1.2. Trasram
2.1.3. Pasangan Keramik
2.1.4. dsb
…
…
…
Intinya adalah model task dan beberapa subtask.. Semoga Membantu 🙂
Saya ingin menanyakan kalau rumah ingin bergaya seperti Hotel2 bintang lima dibali seperti Hyatt, Sheratton, atau Conrad, itu termasuk kelasifikasi mana? Tropical, nature, minimalist, modern atau apa? Lalu apakah architectaria memberikan jasa hanya untuk design interior? Lalu bagaimana perhitungan harganya? Sangat disayangkan baru mengetahui architectaria setelah saya sudah membangun rumah tinggal namun untuk interior design dapat dipertimbangkan loh.
Jawab: Masing2 bangunan hotel yg bapak sebutkan beda stylenya.. Tapi secara umum mengakomodasi gaya tradisional bali (tropis). Model atap dan beberapa elemen arsitektural nya menggunakan ornamentasi khas bali. Bisa saja kalau mau disebut tropis, atau modern tropis..Tapi kalau saya pribadi lebih suka menyebutnya art deco 😉
Contoh desain arsitektur (bangunan, rumah, villa) bisa dilihat dihalaman portofolio, sedangkan untuk gambar2 desain interior nya bisa dilihat dihalaman galery. Jika ingin menghubungi saya, silhakan hubungi via japri.. alamat emailnya ada dihalaman contact 😉
Mas kalo tutor pembuatan s-curve menggunakan MS project 2007 ada ga?
Jawab: Kalupun ada gak bisa saya tliskan disini mas doddy..Puanjang banget 😉
cara buat blog yang bagus gimana ya?
sekalian sama ornamen2 didalemnya gitu…
thanks b4….
mas bisa minta foto-foto pelaksanaan proyek gedung lantai dua. dari foto pasang pondasi fotpalt,slof,kolom,dinding,balok,plat lantai,sampai dengan atap.tank
mas aku minta contoh rumah minimalis tipe 45
Mas, saya seorang mahasiswa saya dpt tugas besar merencanakan kolam pegolahan limbah,namun kolamnya dibangun diatas permukaan tanah,tp saya kurang yakin beban-beban apa saja yg terjadi? klo beban air terhadap dinding kolam bagaimana mas….terima kasih atas perhatiannya (dimensi kolam I : 1m x 2m ; kolam 2-4 : 2m x 2m
Saya mau bangun rumah dengan ukuran tanah 15 x 25 meter, dan saya ingin ukuran bangunan 11 x 13 meter. dengan 2 kamar ukuran 3x4m, 2 kamar ukuran 3x3m, dapur agak luas, dan ruang tamu agak luas. saya juga ingin ada ruang kerja dgn ukuran 2×3. Masing2 kamar ada kamar mandi, di dapur ada ruang cuci dgn bak mandi 1x2m. mohon bantuannya
Buset dah nih orang2 yang nulis comment diatas pada doyan amat minta desain gratisan.. Mangnya loe kira insinyur/arsitek kuliah gak pake duit apa ye? Kalo loe2 pade minta gratisan trus mrk pd dapat duit dri mane?? Hargai keahlian orang dikid napa??
Jawab:
Ahahaha.. Kami ARCHITECTARIA MEDIA CIPTA sudah expan ke bisnis konstruksi dan properti mas. Kalaupun ada tulisan atau desain gratis di web ini itu murni krn niat ingin berbagi dan idealisme desainer yg tidak mungkin kami “buang”. Walaupun memang hasil dari menjadi desainer/perencana sangat jauh jika dibandingkan dengan bidang konstruksi dan property. Untuk masalah desain rumah juga kami sudah memikirkannya melalui architectaria’s marketplace, nantinya kami akan menjual produk desain rumah berbagai type dengan harga yg terjangkau di marketplace tsb. Jika ada pengunjung yang ingin melakukan pembelian desain rumah bisa langsung memesannya tp harus berlama-lama menunggu, karena akan kami siapkan blueprint produk2 desainnya. Mari berharap, kami dari ARCHITECTARIA MEDIA CIPTA masih memiliki waktu untuk membuat artikel atau menyisipkan desain2 rumah gratis (walaupun hanya sketsa) diwebsite architectaria.com ini, karena belakangan ini waktu kami sangat tersita.
Terima kasih untuk empati anda, hal itu sangat penting krn kita juga harus memikirkan nasib para arsitek dan insinyur perencana dinegeri ini yang keahliannya seolah-olah tidak mendapat apresiasi.. Bahkan banyak diantara mereka yang memutuskan bekerja pada bidang lain yang diluar pendidikan dan keahlian mereka spt: bank, leasing, asuransi/finance, dsb.
mas,bagaimana dengan perhitungan utk proyek non fisik,bagaimana utk menentukan volume dan persentasenya?
trimakasih
Jawab:
Proyek nonfisik? proyek seperti apa yah?
Kalo proyek nonfisik kenapa harus dihitung volumenya? Mungkin pertanyaan yang mas Ali maksud adalah: Bagaimana menentukan prosentase pekerjaan dan menyusun bar chart/s-curvenya kali yah?
Untuk menentukan prosentase pekerjaan pada penyusunan bar chart dan s curve bisa menggunakan 2 variabel, yang pertama adalah berdasarkan volume pekerjaan dan yang kedua adalah berdasarkan biaya tiap item2 pekerjan.
Untuk kasus proyek nonfisik seperti yang mas Ali maksud, tentu agak repot (mungkin malah sulit) untuk menentukan besar volumenya pekerjaanya, sehingga volume pekerjaan tidak bisa dijadikan sebagai acuan untuk menentukan prosentase proyek.
Solusi yang bisa dipilih adalah menggunakan variabel biaya/anggaran sebagai acuan menyusun prosentase proyek tsb.
Prinsip penentuan/perhitungan prosentase pekerjaan sama saja dengan jika menggunakan variabel volume. Hitung biaya tiap2 item pekerjaan/task (sayangnya saya tidak tau produk non fisik spt apa yg mas Ali maksud), kemudian hitung biaya total proyek tersebut, maka akan didapatkan prosentasenya.
– Prosentase Task A = (Biaya Task A/Biaya Total) x 100%
– Prosentase Task B = (Biaya Task B/Biaya Total) x 100%
– Prosentase Task C = (Biaya Task C/Biaya Total) x 100%
…
…
– dst
Notes: Simbol “/” means “divided by” atau “tanda bagi”
Setelah prosentasenya sudah didapatkan, maka tinggal merencanakan durasi tiap item pekerjaan/task. Kemudian penyusunan bar chart/s-curve bisa dilanjutkan seperti artikel diatas.
Demikian dari saya, semoga membantu..
lam kenal ya.. situs ini membantu banget bat w. boleh g minta bantuannya lg, boleh y…hee..hee…
mas, kalo ada refrensi cara membuat schedule dengan metode penjadwalan LSM (Linear Schedule Method) buat proyek dengan aktivitas berulang, seperti jalan. aku minta donk buat TA ku. Aku butuh banget nih mas,….Thanks
mas boleh tidak diajarkan tentang autocad development??
ini hubungannya dengan pekerjaan properti yang saya buat.ada lahan 15 ha yang akan dibuat perumahan, dan area lahan pegunungan.jadi minta tutorial program tersebut untuk mengetahui cut dan fill.trims
Duhh mas Endro.. masak saya musti ngajarin Autocad 😉 Kan ada banyak lembaga pendidikan/kursus yang mengajarkan keterampilan komputer diluar sana.. You should take a course 🙂
mohon informasi dan bantuannya mas Aria-sehubungan dengan Rab – dlm perhitungan pondasi batu kali – bagaimana cara mengetahui jumlah batu kali(kg),jumlah semen (kg/sak) dan pasir (m3) untuk 1 meter3, misalnya saja adonannya 1:6 (semen:pasir).
Saya mengikuti arahan pada artikel-blog architectaria sebelumnya dan saya sudah bs menghitung volume pekerjaan, tp saya bingung/belum mampu memisahkan material2 pengisinya.
trimakasih infonya
Pakai daftar index BOW mas.. di daftar BOW sudah lengkap tuh jumlah/kebutuhan material dan pekerja.. Jenis pekerjaan apa aja, misalnya:
– pekrjaan pondasi dengan campuran 1:2:3
atau:
– pekerjaan plesteran dengan campuran 1:3
atau:
– pekerjaan cat
dll..
dll..
Tolong dong mas saya sekarang sedang membuat skripsi tentang kurva – S, kalau ada jurnal atau contoh skripsi, tolong kasih saya ya mas………. Makasi. ika_syahrika@yahoo.com
mas, saya ingin memperdalam manajemen proyek. adakah tempat kursus yang khusus mempelajari masalah manajemen proyek ini di surabaya ? minta referensinya dong……
Jawab:
Wah saya nggak ada informasi soal kursus manajemen proyek disurabaya bu Yanti, Maaf yah 🙂
maaf, boleh saya minta bapak menjabarkan analisa dari pekerjaan pemasangan paving block dan kanstin. trima kasih
Mas bisa ngak saya minta tolong contoh kurva s jalan raya. Trims
minta bahanya ya…thank banget
salam kenal mas Aria. saya mo nanya untuk nilai durasi di ambil dari mana? atau kita renc. sendiri. thank
Mas mao tanya ne, cara menentukan durasi waktu untuk setiap kegiatan dalam suatu pekerjaan konstruksi gmna ya? apa dengan perkiraan aja, ataupun dari hasil volume yang di buat sedemikian rupa sehingga muncul durasinya.
mas tolong saya perlu bantuan tentang sistem penjadwalan dengan MRP tau pun EOQ…
Bagus artikelnya, komplete banget…..
thanks sukses slalu.
Bagus artikelnya, komplete banget…..
thanks sukses slalu.
@Bpk. Joni&Tom: Thanks
thanks buat ilmunya…. ngga semua manusia bisa berbagi seperti ini…
@Jun,
Thnkas for appreciate.
Best regards,
Aria
salam kenal mas!mau nanya,lagi bingung neh rumus cara mencari perhitungan volume suatu material bekas lahan tambang?lahanya berbentuk tidan beraturan.makasih.
@Rahman,
Gunakan jasa consultan.. Bisnis bukan cuma sekedar menghitung profit, tapi bagaimana Anda berbagi peluang dengan orang lain. Saya yakin didaerah anda banyak pihak yang bisa diajak untuk bekerjasama..
Best regards,
Aria
mas pekerjaan lantai sama pelat ga salah itung tuh? 7 x 0.1 ma sa 10.5???
@mas aziz,
Iya betul sekali mas, seharusnya angkanya 7,00 m3 dan 10,50 m3. Thanks koreksinya, maaf ini artikel lama jadi ngga sempat dikoreksi lagi.
rgrds,
Aria
infonya sangat bermanfaat sekali gan, kalo ada yang butuh contoh cara membuat barchat liat aja disini gan http://surat2000.blogspot.co.id/2015/11/contoh-jadwal-pelaksanaan-dalam-bentuk.html
Kelengkapan untuk membuat perencanaan apa2 sj pak?