Interior Desain untuk Era Postmodern
Sejarah, karakter, serta aspek β aspek dalam gaya desain Postmodern serta bagaimana menerapkannya untuk desain interior ruangan.
Banyak orang mengira jika saat ini mereka tengah hidup di masa modern. Padahal, era modernitas sudah terjadi hampir seabad yang lalu. Untuk itu, sudah kurang tepat sebenarnya bila menyebut era modern untuk masa sekarang. Maka dari itu, hadir sekelompok orang yang menawarkan istilah baru untuk menyebut era ini, yakni era Postmodern. Era postmodern ini sudah mulai diperkenalkan di sekitar tahun 1970an hingga 1980an. Istilah postmodern ini begitu kencang digaungkan, sehingga banyak aspek β aspek kehidupan yang dilabeli βPostmodernβ.
Contohnya dalam dunia arsitektur dan interior desain, istilah Postmodern juga umum ditemui. Desain postmodern merupakan reaksi atau pertentangan dari desain β desain modern yang minimalis, simple, lugas yang diusung oleh Ludwig Mies Van der Rohe yakni “Less is more”. Pernyataan ini banyak diutarakan setelah perang dunia II yang menyebabkan segala aspek dalam kehidupan, termasuk dalam desain arsitektur dan interiornya, menjadi minimalis.
Namun, kini pernyataan tersebut ditentang oleh Robert Venturi, salah satu arsitek yang beraliran Postmodern. Ia merespon pernyataan tersebut dengan berkata “Less is a bore,” yang berarti hal yang mininmalis sangat membosankan. Untuk itu dalam karya β karyanya, sebisa mungkin ia menghindari bentuk β bentuk minimalis dan cenderung menampilkan sisi maksimalis dan banyak menerapkan bentuk β bentuk tiruan.
Nah, apakah Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang karakteristik desain interior Postmodern ini? Simak penjabarannya di bawah ini.
The Memphis Style, salah satu gaya desain Postmodern paling berpengaruh
Memphis adalah desain kolaboatif yang dibuat oleh desainer asal Italia, Ettore Sottsass. Pada gaya desain ini, ia menekankan beberapa warna β warna yang bisa dijadikan alternatif untuk menunjukkan karakteristik Postmodernisme dan bisa diterapkan dalam mendesain interior, misalnya warna merah tomat, biru cerah, merah muda, serta motif β motif mosaik dengan warna hitam. Warna β warna ini biasanya dihadrikan bebarengan dengan aplikasi material industri, seperti seng atau kaca.
Desain Interior Post Modern – The Memphis Style
Pernyataan sedikit berbeda dilontarkan Ed Sexton dan Doug Taylor, sejarawan di dunia desain. Mereka mengutarakan bahwa karakter dari Memphis style adalah adanya eksplorasi terhadap warna β warna ungu, merah, hijau, biru kehijauan, dan kuning. Selain itu, terkadang hadir pula warna hitam atau putih sebagai aksen, misal dalam wujud motif mozaik.
Bagaimana Memphis Style bisa memberikan pengaruhnya pada gaya desain Postmodern?
Sudah sejak awal, the Memphis style atau gaya Memphis ini menunjukkan karakter dan eksistensinya yang kuat di dunia desain. Kepopuleran desain ini pun berbarengan dengan era Postmodern. Maka dari itu, banyak orang yang mengaitkan bahwa Memphis style ini merupakan representasi dari gaya desain Postmodern. Pengaruh ini tampak jelas terlihat dari aplikasi warna dari salah satu warna Memphis ini, yakni merah, biru, merah muda, kuning, atau hijau. Warna β warna tersebut hadir dalam corak β corak tipis yang bisa kita temui dalam desain interior ruangan maupun dalam furnitur dan karya seninya. Bahkan tidak jarang, para desainer ini menggabungkan warna β warna di atas untuk lebih menonjolkan spirit Postmodernisme.
Tips sebelum mewujudkan desain interior Postmodern
Sebelum menerapkan gaya desain Postmodern ini, penting untuk dipahami mengenai istilah “postmodern” ini. Istilah ini mengacu pada gaya desain spesifik di periode tertentu yang tidak sekedar periode setalah perang dunia atau periode modern. Jika kita sudah paham dengan periode tersebut, maka dengan mudah kita bisa mengidentifkasi karakternya, yaitu penggunaan warna β warna yang cenderung tebal, adanya kombinasi yang unik dan rumit dari bentuk garis β garis dengan motif β motif bunga atau kulit hewan. Hal ini lah yang pada akhirnya sedikit mengubah konsep desain interior, dimana sebelumnya cenderung tampak minimalis dan tenang, menjadi tampak ramai dan meriah.
Desain Interior Postmodern pada Ruang Keluarga
Gaya desain Postmodern di jaman sekarang
Salah satu tantangan terbesar dari interior desain postmodern di jaman sekarang adalah membedakan mana yang menjadi karakteristik desain postmodern yang asli dengan desain “paska modernβ. Sebab, tak dapat dipungkiri bahwa sering terjadi kekeliruan dalam membedakannya. Postmodern design sebenarnya banyak melibatkan unsur β unsur historis pada desainnya, termasuk dalam detail dan penggunaan motif β motif lokal bahkan tradisional. Warna β warna yang ditampilan cenderung merupakan bentuk reaksi yang artistik akan desain β desain modern yang minimalis dan sederhana dan terkesan membosankan. Warna β warna yang cenderung gelap, kombinasi warna yang kaya, dengan motif β motif yang terkadang terlihat saling bertabrakan tentunya dibuat bukan tanpa alasan. Hal ini dimaksudkan untuk mencairkan suasana dan kebekuan yang dihadrikan desain interior modern yang terlalu sederhana.
Kesimpulannya, bila Anda ingin menerapkan desain interior “Paska modern,” maka yang perlu Anda terapkan adalah garis β garis tegas, warna β warna netral, serta dekorasi dan furnitur yang minimalis. Namun bila yang Anda inginkan adalah gaya desain interior βPostmodernβ, maka sebaiknya gunakan warna β warna terang seperti merah muda, biru, kuning, hijau, dan gabungkan warna β warna tersebut dengan motif β motif yang lugas, seperti motif kulit hewan, atau motif mozaik.
Selamat mencoba π
..
Architectaria – Arsitek dan Perencana
(Jika anda menganggap artikel ini bermanfaat, jika anda menikmati membaca artikel-artikel di web ini, anda dapat berlanggangan untuk membaca artikel ini melalui email. Silahkan klik DISINI jika anda ingin berlangganan membaca artikel dari architectaria.com melalui email).