Jenis Air Purifier beserta Mekanisme Kerjanya
Ragam jenis dan tipe air purifier mekanisme kerja, kelebihan, dan kekurangan masing – masing tipe.
Pada artikel sebelumnya, telah dijelaskan mengenai sedikit hal tentang air purifier, seperti manfaat, fungsi, fitur – fitur, serta efek sampingnya. Namun, taukah Anda bahwa air purifier itu ada beragam jenisnya? Beragam jenis air purifier yang ada di pasaran turut menentukan fungsi serta kualitasnya dalam menyaring udara. Sebab seperti yang kita tahu, polutan – polutan seperti asap, debu, spora jamur, serbuk, dan zat kimia terkadang tidak semuanya dapat tersaring dengan baik oleh air purifier tertentu. Padahal, semua partikel tersebut dalpat mengancam kesehatan kita.
Untuk itu, selalu pahami betul tipe air purifier yang akan Anda beli. Beberapa air purifier memang memiliki kualitas yang baik dan dapat menyaring debu secara maksimal, namun membutuhkan konsumsi energi yang lebih besar serta penggantian filter secara berkala. Maka, agar Anda tak salah dalam memilih, berikut ini beragam jenis air purifier beserta cara kerjanya dan keuntungan serta kekurangan masing – masing.
1. Air Purifier dengan Pengendap Elektrostatis (Electrostatic Presipator)
Air purifier yang menggunakan pengendap elektrostatis ini menggunakan tenaga listrik untuk memberikan ion – ion pada partikel saat partikel melewati perangkat ini. Partikel yang telah diberi ion tersebut akan mudah untuk tertarik dan terperangkap pada lempengan logam di air purifier. Saat semua partikel sudah terkumpul dalam lempengan logam tadi, pemilik bisa membersihkan lempengan tersebut dari polutan dengan cara mengelapnya kemudian membuangnya. Kemudian, taruh kembali lempengan logam tersebut di tempat semula.
Mungkin Air Purifier dengan Pengendap Elektrostatis ini cukup efektif dalam menyaring polutan, terutama yang berupa bau, partikel halus, gas, atau bahan kimia yang ada di udara. Namun, berdasarkan penelitian dari California Environmental Protection Agency, air purifier jenis ini bisa menghasilkan ozon sebagai produk sampingan. Ozon sendiri merupakan gas yang berbahaya dan bisa beracun. Gas ini terdiri dari 3 atom oksigen yang saling berikatan. Orang – orang yang terlalu lama menghirup gas ini bisa mengalami gangguan pada kesehatannya, terutama bila ozon diproduksi dalam kadar yang tinggi.
2. Air Purifier dengan Ionizers/ Ion Generator
Ionizers atau biasa juga disebut ion generators memproduksi ion – ino bertenaga listrik yang kemudian didistribusikan ke seluruh ruangan. Sekali ion tersebut menyebar di udara, maka ion ini akan menangkap dan mengikat polutan yang berupa partikel halus. Kemudian, ion dan polutan tersebut akan menjadi satu dan jatuh ke bawah / lantai. Sama seperti Air Purifier dengan Pengendap Elektrostatis, air purifier dengan ionizer ini pun mampu menghilangkan partikel, debu, virus, asap rokok, maupun bakteri. Namun, efek sampingnya, perangkat ini juga menghasilkan ozon sebagai produk sampingan. Kelemahan lain dari alat ini adalah partikel atau debu yang berhasil diikat akan jatuh ke lantai, furnitur, karpet, tempat tidur, dan sebagainya. Sehingga, butuh waktu ekstra untuk membersihkannya.
3. Air Purifier dengan Ozon
Meskipun kedua jenis air purifier di atas sama – sama memproduksi ozon sebagai produk sampingannya, jenis air purifier lain yang tidak menggunakan filter pada mekanismenya justru menggunakan ozon ini sebagai generator. Air purifier tersebut biasanya menggunakan sinar ultraviolet, energi listrik, atau justru kombinasi dari keduanya. Kemudian, dihasilkanlah molekul – molekul ozon yang dilepas ke udara. Molekul ozon yang dilepas di udara mampu membersihkan udara dengan cara mengubah partikel kimia, debu, dan bakteri, menjadi substansi yang tidak berbahaya. Namun sekali lagi, ozon ini cukup berbahaya dan bisa berdampak bagi kesehatan.
Ozon ini sering kali dikaitkan dengan gangguan kesehatan pada hidung, mata, paru – paru, hingga tenggorokan. Bahkan yang lebih parah, ozon ini dapat memicu asma. Untuk itu, Air purifier dengan ozon generator ini sangat tidak direkomendasikan bagi Anda yang memiliki anak kecil, karena efeknya akan lebih terasa oleh anak – anak yang masih cukup rentan. Selain itu, penggunaan air purifier jenis ini juga perlu dihindari bagi mereka yang telah berusia lanjut atau memiliki masalah dengan kekebalan tubuh.
4. Air Purifier dengan fitur Ultraviolet
Air Purifier dengan fitur Ultraviolet ini bekerja dengan memancarkan sinar UV untuk membunuh partikel – partikel biologis seperti debu, bakteri, spora jamur, virus, dll. Keuntungan dari penggunaan air purifier tipe ini adalah tidak adanya ozon sebagai produk sampingan. Namun, jenis ini kurang efektif dalam menyaring debu, sebab level UV yang dipancarkannya biasanya rendah dan belum cukup untuk membunuh partikel biologis secara maksimal.
5. Air purifiers dengan Photocatalytic Oxidation (PCO)
Air purifiers jenis ini menggunakan kombinasi dari sinar UV dan sebuah katalis, biasanya titanium oksida, untuk membersihkan udara. Sinar UV dan katalis ini bekerjasama agar bisa bereaksi dengan gas serta partikel berbahaya yang ada di udara. Hasil dari reaksi mampu menghilangkan kadar racun dan bahaya pada gas dan partikel tersebut tanpa menghilangkannya dari udara. Sehingga, gas dan partikel tersebut sebenarnya masih tetap di udara. Beberapa penelitian menyebutkan air purifier ini kurang maksimal dalam menyaring debu dan polutan lain. Meski begitu, penelitian terbaru dari Lawrence Berkeley National Laboratory menemukan bahwa sejauh ini, air purifer dengan PCO ini adalah jenis air purifier yang paling baik.
Selamat mencoba 🙂
..
Architectaria – Arsitek dan Perencana
(Jika anda menganggap artikel ini bermanfaat, jika anda menikmati membaca artikel-artikel di web ini, anda dapat berlanggangan untuk membaca artikel ini melalui email. Silahkan klik DISINI jika anda ingin berlangganan membaca artikel dari architectaria.com melalui email).
trims info yang sangat bermanfaat ini
good